PENGALAMAN KECILKU
Saya akan menceritakan pengalaman saya yang paling berkesan dalam hidup saya yang justru datang dari masa kecil saya. Saat itu, saya sangat pemalu dan seringkali saya merasa takut ketika harus menatap wajah orang lain yang saya jumpai dalam keseharian saya.
Oleh : Prayoga Putra Sandika SMPK FRATERAN C21 MALANG
Berbicara di depan orang banyak atau bahkan sekadar bertemu orang baru terasa menegangkan dan menakutkan. Sehingga saya lebih memilih diam dan menunduk karena takut salah bicara atau dinilai oleh orang lain sebagai anak yang sok asik sendiri. Pengalaman ini membentuk saya menjadi orang yang lebih banyak berpikir dan belajar memahami diri sendiri sejak kecil.
Seiring bertambahnya usia, dengan perlahan saya belajar menghadapi rasa takut tersebut. Tantangan saya yaitu ketika ditunjuk menjadi Ketua Kelas di TK sampai SD Kelas 3. Saya awalnya takut, karena saya sendiri memiliki sifat pemalu dan takut malah dipilih menjadi ketua kelas. Tapi akhirnya, saya bisa lebih maju dan percaya diri lagi karena berkat dorongan motivasi orang tua, guru. Dari pengalaman kecil itu, saya belajar bahwa ketakutan bukanlah penghalang, melainkan tantangan yang harus dihadapi agar saya bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih berani dan percaya diri.
Nah selanjutnya, saya akan menceritakan cita-cita saya.
Cita-cita saya mengalami banyak sekali perubahan. Saat kecil lebih tepatnya saat saya masih TK, saya ingin menjadi polisi sampai-sampai ketika saya bertemu dengan Romo Eko Atmono saya disapa oleh beliau “Wah ini… calon pengganti Romo Eko ini…” kata saya “Hehehe, saya ndak mau jadi Romo tapi Polisi”. Romo Eko langsung tertawa dan bilang “Waw bagus-bagus… bayarannya banyak ya… hahaha”. Nah, saya ingin jadi polisi karena saya kagum melihat sosok yang tegas, berani, dan melindungi masyarakat. Seiring berjalannya waktu, cita-cita saya berubah sedikit dari polisi menjadi tentara, karena saya terinspirasi oleh Kakek saya yang menjadi tentara dengan penuh kedisiplinan, pengorbanan, dan semangat membela negara.
Kemudian, tidak tahu kenapa, saya mulai tertarik menjadi guru, karena saya menyadari bahwa ilmu dan pendidikan adalah kunci untuk mengubah masa depan banyak orang. Setelah itu, muncul keinginan untuk menjadi dokter, sebab saya ingin menolong sesama dan meringankan penderitaan orang lain. Pada akhirnya, cita-cita saya berkembang menjadi keinginan untuk menjadi Romo. Sebenarnya benih-benih panggilan ini sudah ada sejak saat TK dimana saya sering bermain Romo-Romo an. Tetapi saya menyembunyikan dari banyak orang termasuk orang tua saya. Keinginan saya akan cita-cita ini bukan hanya tentang pekerjaan, tetapi juga tentang panggilan hidup saya untuk melayani Tuhan dan sesama, membimbing orang lain secara rohani, serta menjadi pribadi yang rendah hati dan penuh kasih. Perjalanan perubahan cita-cita ini menunjukkan bahwa saya terus bertumbuh, mengenal diri sendiri, dan mencari makna hidup yang lebih dalam.
Maka yang harus saya lakukan adalah belajar dengan sungguh-sungguh, terutama dalam membentuk disiplin, tanggung jawab, dan kejujuran. Kemudian saya juga harus melatih keberanian dan kepercayaan diri, misalnya dengan berani berbicara, berdiskusi, dan berinteraksi dengan orang lain. Lalu saya juga harus bisa menjaga sikap dan karakter, seperti rendah hati, peduli, dan siap melayani. Dan yang tidak kalah penting yaitu dengan saya aktif dalam kegiatan rohani dan sosial, agar semakin memahami arti pengabdian dan pelayanan.

