Modul Reflektif Mahasiswa PG-PAUD “Menjadi Guru PAUD Pancasilais dalam Perspektif EKSOS THEORY”
Pendahuluan: Dari Ruang Kecil ke Kesadaran Besar
Sobat blangkoners,
Menjadi guru PAUD adalah perjalanan sunyi yang sarat makna. Di ruang kecil tempat anak-anak belajar menyapa dunia, seorang guru sejatinya sedang membentuk warga negara pertama dalam kehidupan manusia.
Pendidikan Kewarganegaraan di jenjang PG-PAUD bukan hanya soal konstitusi, hukum, atau demokrasi, melainkan tentang menghidupkan Pancasila dalam kesadaran ekologis, sosial, dan spiritual — inilah yang disebut EKSOS THEORY.
Dosenblankon percaya: “Mengajar anak adalah mengajarkan bangsa untuk tetap berjiwa.”
🌱 2. Tujuan Modul
Setelah mengikuti modul ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami keterkaitan antara nilai-nilai Kewarganegaraan dengan peran guru PAUD.
2. Menginternalisasi prinsip EKSOS THEORY (Ekologis, Sosial, Spiritual) dalam praktik mendidik anak usia dini.
3. Mengembangkan refleksi pribadi sebagai Guru PAUD Pancasilais yang berpikir ekologis, bersikap sosial, dan berjiwa spiritual.
4. Merancang kegiatan pembelajaran PAUD yang menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan sejak dini.
🌾 3. Rangkaian Kegiatan Reflektif
Pertemuan 1–3: Kesadaran Ekologis
Tema: “Anak, Alam, dan Tanggung Jawab Hidup Bersama.”
Fokus nilai: Cinta lingkungan, tanggung jawab, rasa syukur.
Aktivitas reflektif:
Menulis jurnal pribadi: “Apa makna alam bagiku sebagai guru?”
Merancang kegiatan PAUD: menanam, memelihara, atau mendaur ulang.
Refleksi dosenblankon:
“Ketika seorang anak menanam satu biji, bangsa menanam harapan baru untuk bumi.”
Pertemuan 4–6: Kesadaran Sosial
Tema: “Anak Belajar Hidup Bersama.”
Fokus nilai: Gotong royong, empati, keadilan.
Aktivitas reflektif:
Simulasi permainan sosial: “Kelas Demokrasi Mini.”
Diskusi makna musyawarah dalam perilaku anak.
Tugas: Membuat catatan observasi tentang perilaku sosial anak dalam kegiatan kelompok.
Refleksi dosenblankon:“
'Demokrasi bukan diajarkan lewat pidato, tapi lewat anak yang belajar berbagi crayon dengan temannya.”
Pertemuan 7–9: Kesadaran Spiritual
Tema: “Anak, Nilai, dan Keheningan Jiwa.”
Fokus nilai: Kejujuran, kasih, dan rasa hormat.
Aktivitas reflektif:
Meditasi pendidikan: 10 menit keheningan diri sebelum mengajar.
Menulis pengalaman batin saat menghadapi anak dengan kasih.
Refleksi dosenblankon:
“Guru spiritual bukan yang mengajarkan doa, tapi yang menjadi doa itu sendiri dalam tindakannya.”
Pertemuan 10–12: Integrasi Nilai Kewarganegaraan
Tema: “Pancasila dalam Kehidupan Anak.”
Fokus nilai: Kemanusiaan, kebersamaan, cinta tanah air.
Aktivitas reflektif:
Membuat storytelling bertema “Aku dan Negaraku”.
Proyek kolaboratif: mengenalkan simbol negara pada anak.
Refleksi dosenblankon:
“Ketika anak menyanyikan Indonesia Raya dengan polos, di situlah Tuhan tersenyum lewat suara kecil bangsa.”
Pertemuan 13–15: Civic Action Mini Project
Tema: “Tindakan Warga Kecil yang Berdampak Besar.”
Fokus nilai: Tanggung jawab sosial dan keadilan.
Aktivitas:
Membuat proyek kecil bersama masyarakat sekitar sekolah (misalnya berbagi tanaman, mainan edukatif, atau kampanye ramah lingkungan).
Menulis refleksi tentang makna menjadi warga yang aktif dan peduli.
Refleksi dosenblankon:
“Kewarganegaraan bukan status hukum, tapi sikap hati untuk hadir bagi sesama.”
Pertemuan 16: Refleksi Akhir dan Presentasi Diri
Tema: “Aku, Guru PAUD Pancasilais.”
Aktivitas:
Presentasi portofolio reflektif (ekologis–sosial–spiritual).
Dialog terbuka tentang perjalanan kesadaran diri selama satu semester.
Penilaian:
Nilai akademik (teori PKn & integrasi kurikulum).
Nilai reflektif (kedalaman jurnal pribadi dan tindakan nyata).
Refleksi dosenblankon:
“Ketika kesadaran guru tumbuh, anak tidak hanya belajar, tapi ikut tumbuh menjadi manusia utuh.”
🌺 4. Penutup: Jiwa Pancasila, Napas EKSOS
Modul ini bukan sekadar rencana belajar, tapi jalan pulang ke kesadaran:bahwa menjadi guru PAUD adalah bentuk nyata mencintai Indonesia.
Melalui EKSOS THEORY, guru belajar menyeimbangkan hubungan dengan alam (ekologis), sesama (sosial), dan Tuhan (spiritual).
Pendidikan kewarganegaraan pun tidak lagi kaku dalam pasal-pasal, tetapi mengalir sebagai laku hidup yang sederhana dan bermakna.
“Bangsa besar lahir dari ruang kecil yang penuh kasih. Di sana guru PAUD menanam Pancasila dalam hati anak-anak, dan biarkan bangsa tumbuh dari cinta.” _dosenblankon