Jadi Teman Terbaik Diri?
Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mengartikan kata “ Teman” itu adalah seseorang yang selalu ada di sisi kita dalam keadaan apapun entah itu bahagia, sedih, frustasi, saat kita berduka, bahkan saat saat dimana kita ingin menyerah.
Oleh : Ledisiana Tonio, Pegiat Literasi, Mahasiswa UNIKAMA
Karena asumsi yang menyatakan bahwa seseorang bisa dikatakan sahabat ataupun teman apabila dia selalu ada di samping kita dalam kondisi apapun kita seringkali memaksakan seseorang untuk tetap stay di samping kita dan meminta dia untuk selalu mengerti dengan apapun kondisi kita. Nyatanya orang itu akan datang dan pergi dalam kehidupan kita, bukan karena kita yang mau tetapi emang masanya itu sudah habis.
Dalam buku “ the let them theory “ karya Mel Robbins bahwa persahabatan terdiri dari 3 pilar yaitu : kedekatan, waktu, dan energi. Kedekatan berarti seberapa dekat kita dengan seseorang secara fisik. Waktu berarti seberapa banyak waktu yang kita habiskan bersama teman-teman kita, ini berarti kita dipertemukan di bab yang sama dalam kehidupan. Energi manusia itu selalu berubah, entah itu lebih baik ataupun lebih buruk.
Ketiga pilar diatas saling mempengaruhi kedekatan kita secara fisik dan seberapa sering kita menghabiskan waktu bersama akan sangat mempengaruhi energi yang kita pancarkan entah itu menjadi lebih baik ataupun lebih buruk. Apabila dalam pertemanan energinya sudah tidak sama lagi maka jangan dipaksakan karena itu akan membuat kita capek.
Lalu apa yang kita lakukan apabila tidak ada teman yang ada saat kita terpuruk? Saat teman teman kita pergi? Yang pertama yang kita lakukan adalah pahami bahwa setiap orang itu datang dan pergi dan itu sangat normal, bukan karena kita tidak bisa berteman lagi tetapi karena emang waktunya berakhir dan energinya sudah tidak sama lagi. Yang kedua adalah menjadi teman bagi diri kita sendiri dalam keadaan apapun, karena yang selalu adalah diri kita sendiri.
Dalam buku “Emotional Intelligence” Karya Daniel Goleman salah satu skill yang dimiliki oleh orang yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi adalah bisa memotivasi dirinya sendiri. Memotivasi diri sendiri berarti kita tahu apa yang harus kita lakukan supaya kita bangkit, dan kenali juga bahwa ada saatnya kita capek dan butuh rehat sejenak. Menajdi teman bagi diri sendiri berarti kita benar-benar menikmati waktu yang kita habiskan dalam sehari, entah itu kuliah, kerja tugas, baca buku, makan, minum kopi atau mendengarkan musik tanpa mengharapkan seseorang untuk mengulurkan tangannya untuk menemani kita.
Karena yang namanya berteman entah itu dengan orang lain ataupun dengan diri sendiri itu diciptakan bukan dicari. Kenali diri sendiri dengan baik, dari segi kekurangan, kelebihan, hobby dan cara belajar, apa yang kita suka, dan penuhi kebutuhan tubuh kita seperti makan yang sehat, minum air putih yang cukup, dan tidur yang cukup.
Menjadi teman bagi diri sendiri berarti kita bisa menghibur diri sendiri untuk tidak terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan, keluar dari zona nyaman yang membuat kita tidak berkembang, bangun dari tempat tidur untuk melakukan aktivitas, melawan rasa malas, kita harus bisa menyelamatkan diri kita dari situasi seperti itu.

