Di sebuah hutan ceria yang penuh pepohonan hijau, tinggal dua sahabat yang sedang belajar Tari Jaipong. Mereka adalah Kelinci Putih yang lincah dan Harimau Loreng yang kuat namun sering ingin menang sendiri. Setiap sore, mereka berlatih Jaipong di pendopo bambu bersama Pak Kendang, seekor burung tua yang bijaksana.
Suatu hari, Pak Kendang membawa sekotak koin emas mainan.
“Ini hadiah untuk siapa yang menari Jaipong paling jujur dan kompak,” katanya sambil tersenyum.
Mata Harimau langsung berbinar.
“Wah! Aku harus dapat itu!” serunya.
Kelinci tersenyum kecil.
“Hadiah itu untuk bersama, bukan hanya satu orang, Harimau.”
Latihan pun dimulai. Kelinci menari dengan lincah, mengikuti irama kendang. Harimau menari dengan tenaga besar, lompatannya tinggi dan suaranya keras. Namun diam-diam, Harimau menyembunyikan beberapa koin hadiah ke balik daun pisang.
Kelinci melihatnya.
“Harimau… itu bukan milikmu sendiri.”
Harimau mendengus.
“Aku paling kuat. Aku pantas dapat lebih!”
Pak Kendang menghentikan tabuhan.
“Anak-anak, Jaipong bukan soal siapa paling kuat atau paling cepat. Ia soal rasa, kejujuran, dan kebersamaan.”
Kelinci mendekat dan berkata pelan,
“Kalau kamu mengambil hak bersama, itu namanya tidak jujur. Kata orang-orang bijak, itu perbuatan buruk.”
Harimau menunduk.
“Aku hanya ingin menang…”
Pak Kendang lalu berkata lembut,
“Bung Hatta, seorang tokoh bangsa, pernah berkata bahwa pendidikan yang baik itu menuntun semua kekuatan anak agar mereka tumbuh bahagia dan selamat. Menari Jaipong juga begitu. Kita belajar mengendalikan diri, bukan mengambil hak teman. Korupsi itu mengambil yang bukan milik kita.”
Harimau terdiam lama. Dadanya terasa sesak.
“Jadi… aku salah?”
“Bukan salah karena kuat, tapi salah karena tidak jujur,” jawab Kelinci sambil tersenyum.
Harimau mengeluarkan kembali koin-koin itu.
“Aku minta maaf. Aku mau belajar menari dengan jujur.”
Latihan dilanjutkan. Kali ini, Harimau menari lebih pelan, mengikuti irama. Kelinci dan Harimau bergerak bersama, selaras dengan kendang dan gong. Tarian Jaipong mereka tampak indah, penuh senyum dan semangat.
Saat latihan selesai, Pak Kendang berkata,
“Hari ini, kalian berdua menang. Bukan karena hadiahnya, tapi karena kalian memilih jujur.”
Kelinci dan Harimau saling tersenyum. Hutan pun bergema oleh tawa dan tabuhan Jaipong yang ceria.
Pesan Moral
Kejujuran adalah bagian dari pendidikan yang baik. Mengambil hak orang lain adalah perbuatan buruk. Dengan jujur, bekerja sama, dan mengendalikan diri, anak-anak dapat tumbuh bahagia dan menjadi pribadi yang baik bagi masyarakat.

