Gereja Katolik Gempol Hadirkan Pagelaran Wayang Kulit Pawarta “Lahirnya Sang Messias”
Malang — Suasana Kapel St. Theresia Lisieux, Gempol terasa berbeda pada Sabtu, 27 Desember 2025. Sejak sore hari, umat Katolik bersama masyarakat sekitar gereja mulai memadati area kapel. Mereka datang bukan hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk menyaksikan sebuah peristiwa budaya yang sarat makna: Pagelaran Wayang Kulit Pawarta “Lahirnya Sang Messias.”
Acara diawali dengan Misa Perayaan Syukur pukul 17.00 WIB, yang dihadiri umat lintas iman dan lingkungan. Hadir pula jajaran penting Gereja, antara lain Vikaris Jenderal Keuskupan Malang, Romo Ignatius Adam Suncoko, RP. Henrikus Suwaji, O. Carm sebagai Romo Kepala Paroki Hati Kudus Yesus Malang, para romo, serta para suster. Kehadiran mereka menegaskan bahwa perjumpaan iman dan budaya ini mendapat tempat istimewa dalam kehidupan menggereja.
Usai misa, malam berlanjut dengan pagelaran wayang kulit pawarta yang dipentaskan oleh Dalang Ki Yosef Ade Yudo Prakoso. Di bawah temaram lampu dan iringan gamelan, kisah kelahiran Sang Messias dituturkan melalui bahasa simbolik khas wayang. Adegan demi adegan mengalir pelan, mengajak penonton merenung tentang harapan, keselamatan, dan cinta kasih Tuhan yang hadir dalam kesederhanaan.
Menariknya, pagelaran ini tidak hanya disaksikan umat Katolik, tetapi juga masyarakat sekitar gereja Gempol. Mereka duduk berdampingan, menyimak bayang-bayang yang bergerak di kelir—sebuah pemandangan yang merefleksikan harmoni dan keterbukaan. Wayang menjadi jembatan dialog, menjahit nilai-nilai Injil dengan kearifan lokal Jawa.
Pagelaran yang juga disiarkan secara live streaming dari Kapel St. Theresia GEMATI ini menegaskan bahwa Gereja tidak berdiri terpisah dari budaya, melainkan hadir dan bertumbuh di dalamnya. Sebuah malam di mana iman dirayakan, budaya dihormati, dan kebersamaan dirajut—pelan, hangat, dan membekas di hati.





