2025/11/15

Warga Blankonisme


 " Menjadi warga " bukan sekadar tunduk pada hukum, melainkan ikut menjaga keseimbangan batin sosial .


Oleh : Magdalena Klarisa Mamo mahasiswa STIKES panti waluya


Menjadi warga bukan sekadar soal mematuhi hukum, tetapi juga tentang bagaimana kita ikut menjaga keseimbangan batin dalam kehidupan sosial.

Dalam keadaan ideal, setiap orang menaati aturan dengan kesadaran, bukan sekadar agar terhindar dari hukuman, dan dalam waktu yang sama mampu menjaga sikap, kata, serta tindakannya agar tidak merusak harmoni bersama.

 Namun, realitas sering berbeda: banyak yang memang tidak melanggar hukum, tetapi masih abai terhadap etika sosial, mudah tersulut konflik, atau bersikap egois tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain.

Di sinilah jurang pembeda muncul—antara kepatuhan yang bersifat formal dan kedewasaan batin yang dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan sosial yang sehat dan damai.

Karena itu, kita perlu menyadari bahwa menjadi warga berarti memadukan hukum dengan empati. Saya meyakini bahwa masyarakat hanya bisa kuat jika warganya tidak hanya tertib, tetapi juga peka dan peduli.

Mari bersama-sama membangun sikap yang mengutamakan kebaikan, menghargai perbedaan, serta menjaga suasana sosial tetap seimbang, mulai dari tindakan kecil yang kita lakukan setiap hari.

Postingan Terkait

Cari Blog Ini