PERKUAT LITERASI DAN MODERASI, PC. PERGUNU KOTA MALANG RESMI DILANTIK
Malang — Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Kota Malang resmi dilantik dalam sebuah upacara yang berlangsung meriah dan khidmat di Auditorium MAN 2 Kota Malang, Minggu (16/11/2025). Kegiatan yang dikonsep bersama Seminar Nasional dengan tema “Peran Guru Nahdlatul Ulama dalam Penguatan Moderasi Beragama dan Transformasi Pendidikan di Era Digital.” Kegiatan ini mendapatkan antusias tinggi dari berbagai kalangan di bidang pendidikan dan keagamaan.
Acara ini dihadiri lebih dari 150 peserta yang terdiri dari dosen, kepala sekolah dan madrasah, guru, serta pegiat pendidikan dari Malang Raya dan sekitarnya. Rangkaian kegiatan ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Ketua Pengurus Pusat PERGUNU, Ketua Pimpinan Wilayah PERGUNU Jawa Timur, dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang. Selain itu, hadir pula Rektor, Wakil Rektor, dan dosen dari Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama), Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Islam Raden Rahmat Malang (Unira), Universitas Ma Chung, dan STAIMA Al-Hikam.
Dalam jajaran tamu undangan, tampak Kepala MIN 1 Kota Malang, Kepala MIN 2 Kota Malang, dan Kepala MTsN 1 Kota Malang yang menunjukkan sinergi kuat antar-lembaga pendidikan dalam mendukung kegiatan PERGUNU. Kehadiran perwakilan dari Penerbit LitNus dan GP ANSOR Kota Malang juga menambah semarak kegiatan ini sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan literasi dan pendidikan moderat di lingkungan madrasah dan sekolah.
Dalam sambutannya, Ketua PC PERGUNU Kota Malang, Dr. H. Samsudin, M.Pd., menegaskan bahwa guru-guru NU memiliki peran penting dalam menjaga moderasi beragama di tengah derasnya arus informasi dan perubahan teknologi.
“Guru harus menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas. Kita menghadapi zaman yang cepat berubah, namun prinsip moderasi tetap harus dikedepankan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang, Dr. KH Israqunnajah, M.Ag., menegaskan pentingnya keteladanan yang harus dimiliki para guru, terutama dalam menghadapi era serba digital yang sarat informasi tak terverifikasi.
“Anak-anak kita hidup di era banjir informasi. Guru adalah filter pertama yang mampu mengarahkan mereka kepada pemahaman agama yang damai dan seimbang,” tegasnya. (mr.dont)


