EKSOS THEORY MODUL Citizen Health
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Judul Modul: Warga Sehat, Warga Merdeka: Integrasi Kesehatan dan Kewarganegaraan Berbasis EKSOS Theory
Model: Proyek Kolaboratif Mahasiswa (Project-Based Citizenship Learning)
1. Deskripsi Mata Kuliah
Modul ini dirancang untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewarganegaraan dengan kesadaran hidup sehat melalui pendekatan EKSOS Theory (Ekologi – Sosial – Spiritual). Mahasiswa diajak memahami bahwa kesehatan bukan hanya persoalan fisik, melainkan ekspresi tanggung jawab warga negara terhadap dirinya, lingkungannya, dan Tuhannya. Melalui lima kelompok aktivitas tematik, mahasiswa akan belajar menyeimbangkan perilaku sehat, solidaritas sosial, serta spiritualitas kebangsaan. Modul ini menekankan pembelajaran yang reflektif, kolaboratif, dan aplikatif, sesuai dengan semangat Kampus Merdeka – Merdeka Belajar.
2. Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam modul ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menunjukkan kesadaran ekologis dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
2. Berpartisipasi aktif secara sosial dalam kegiatan gotong royong dan advokasi kesehatan publik.
3. Menunjukkan kedewasaan spiritual dengan menghargai tubuh, kehidupan, dan alam sebagai wujud iman dan moral kewarganegaraan.
4. Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam perilaku sehat, empatik, dan damai di lingkungan kampus dan masyarakat.
5. Menciptakan karya kolaboratif berupa program, media kampanye, atau aksi nyata yang mencerminkan keseimbangan EKSOS.
3. Struktur Kegiatan Belajar (5 Kelompok Proyek EKSOS)
Kelompok 1: Citizen Health Awareness – Warga Sehat adalah Warga Merdeka
Mahasiswa menginisiasi kampanye publik tentang perilaku hidup bersih dan sehat berbasis nilai gotong royong. Aktivitas mencakup pembuatan video edukatif, poster digital, serta pelaksanaan Senam Pagi Kebangsaan. Proyek ini menumbuhkan kesadaran bahwa kesehatan diri merupakan bagian dari tanggung jawab sosial warga negara.
Kelompok 2: Ekosistem Sehat, Warga Beradab
Kelompok ini melakukan pemetaan kondisi lingkungan sekitar kampus (Citizen Health Map), membersihkan area publik, dan menyusun laporan advokasi hak atas lingkungan sehat. Tujuannya untuk menanamkan kepedulian ekologis sebagai bagian dari etika kewarganegaraan yang beradab.
Kelompok 3: Spirit Sehat Nusantara
Mahasiswa menelusuri tradisi kesehatan lokal seperti jamu, olah tubuh tradisional, dan pangan alami. Kegiatan meliputi wawancara, vlog, serta pameran mini bertema “Sehat Ala Nusantara”. Proyek ini menghidupkan nilai-nilai budaya dan spiritualitas Nusantara dalam konteks kewarganegaraan modern.
Kelompok 4: Citizen Mental Health Project – Jiwa Sehat, Jiwa Bernegara
Kelompok ini mengembangkan Ruang Bicara Warga untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa, serta mengadakan kampanye empati di media sosial. Kegiatan ini memperkuat solidaritas sosial dan spiritualitas reflektif sebagai dasar kewarganegaraan yang damai.
Kelompok 5: EKSOS Health Citizenship – Merawat Tubuh, Jiwa, dan Negara
Kelompok ini menjadi puncak integrasi dari keempat proyek sebelumnya. Melalui Citizen Health Week, mahasiswa menyelenggarakan donor darah, tanam pohon, dan refleksi spiritual lintas iman. Hasilnya berupa karya visual dan dokumentasi kisah inspiratif warga sehat Indonesia.
4. Korelasi EKSOS Theory dalam Setiap Aktivitas
1. Citizen Health Awareness: Warga Sehat adalah Warga Merdeka
Aktivitas ini berfokus pada pembentukan kesadaran bahwa kesehatan adalah bentuk kemerdekaan personal sekaligus sosial. Mahasiswa diajak melakukan observasi lingkungan kampus dan masyarakat untuk mengidentifikasi kebiasaan hidup tidak sehat, lalu merancang kampanye “Gerakan Warga Sehat Berkarakter”. Kegiatan bisa berupa gotong royong membersihkan lingkungan, sosialisasi pola makan sehat, hingga diskusi publik tentang hak warga atas layanan kesehatan. Secara ekologis, kegiatan ini menanamkan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan; secara sosial, memperkuat semangat gotong royong dan partisipasi warga; dan secara spiritual, menanamkan nilai syukur serta tanggung jawab terhadap tubuh sebagai anugerah Tuhan.
2. Ekosistem Sehat, Warga Beradab
Ide kedua menumbuhkan kesadaran bahwa lingkungan sehat adalah hak dan tanggung jawab warga negara. Mahasiswa mengkaji kondisi air, udara, dan pangan di sekitar kampus atau desa binaan, lalu membuat Citizen Health Map yang memetakan zona sehat dan tidak sehat. Hasil pemetaan menjadi bahan advokasi kepada masyarakat dan pemerintah lokal. Dari aspek ekologis, kegiatan ini menumbuhkan pemahaman bahwa ekosistem sehat menopang keberlanjutan hidup manusia. Dari aspek sosial, mahasiswa belajar berpartisipasi aktif dalam isu publik. Sedangkan secara spiritual, kegiatan ini mengajarkan penghormatan terhadap alam sebagai bagian dari ciptaan Tuhan yang harus dijaga.
3. Spirit Sehat Nusantara: Kearifan Lokal untuk Kewarganegaraan
Kegiatan ini menghidupkan nilai-nilai kesehatan berbasis kearifan lokal. Mahasiswa diajak menggali praktik sehat tradisional seperti jamu, olah tubuh Jawa, dan pola makan alami yang diwariskan leluhur. Mereka dapat mengadakan Festival Sehat Nusantara untuk memperkenalkan kembali cara hidup sehat khas daerah kepada generasi muda. Secara ekologis, kegiatan ini mengajak peserta memanfaatkan potensi tanaman obat keluarga sebagai warisan lingkungan hidup. Dari sisi sosial, mempererat hubungan lintas generasi melalui transfer pengetahuan lokal. Sedangkan dalam dimensi spiritual, mahasiswa diajak memahami bahwa kesehatan adalah harmoni antara tubuh, alam, dan jiwa, sebagaimana prinsip hidup Jawa: “ngajeni awak, nyawiji karo alam lan Gusti.”
4. Citizen Mental Health Project: Jiwa Sehat, Jiwa Bernegara
Proyek ini mengangkat tema kesehatan mental sebagai bagian integral dari kewarganegaraan. Mahasiswa membentuk komunitas “Ruang Bicara Warga” sebagai tempat berbagi pengalaman, mendengar keluh kesah, dan saling menguatkan. Kegiatan dilanjutkan dengan Citizen Reflection Day, yaitu hari refleksi bersama yang menggabungkan meditasi, doa lintas iman, dan diskusi kebangsaan. Dari sisi ekologis, kegiatan ini dapat dilakukan di ruang hijau terbuka yang memberi ketenangan batin. Dari sisi sosial, kegiatan memperkuat solidaritas dan empati antarmahasiswa. Dari dimensi spiritual, mahasiswa diajak menumbuhkan kesadaran diri bahwa menjaga kesehatan mental adalah bagian dari menjaga martabat sebagai warga Tuhan dan warga negara.
5. EKSOS Health Citizenship: Merawat Tubuh, Jiwa, dan Negara
Kegiatan puncak ini merupakan integrasi dari empat kegiatan sebelumnya. Mahasiswa melaksanakan Citizen Health Week, sebuah pekan aksi sosial-ekologis yang menampilkan kegiatan donor darah, penanaman pohon, edukasi gizi, dan refleksi spiritual bersama. Tujuannya menanamkan kesadaran bahwa tubuh, lingkungan, dan negara adalah tiga ranah yang saling terhubung dan harus dijaga dengan keseimbangan. Secara ekologis, mahasiswa berperan aktif dalam menjaga bumi. Secara sosial, mereka membangun jaringan solidaritas warga. Dan secara spiritual, kegiatan ini memperkokoh nilai cinta kehidupan sebagai wujud iman dan tanggung jawab kebangsaan.
5. Kesimpulan
Kelima aktivitas ini dirancang sebagai satu kesatuan pembelajaran kewarganegaraan yang hidup. Melalui EKSOS THEORY, pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mengajarkan konsep, tetapi juga menanamkan kebiasaan bertindak sehat, berpikir ekologis, bersosialisasi empatik, dan menata spiritualitas warga. Warga yang sehat tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga jernih dalam jiwa dan peduli terhadap kehidupan bersama. Karena pada akhirnya, menjadi warga negara sejati berarti menjaga kehidupan—diri, sesama, dan semesta.
Dimensi Penjelasan Penerapan pada Modul
Ekologis Keseimbangan antara manusia dan lingkungan sebagai dasar kehidupan. Aksi bersih lingkungan, pemetaan kesehatan ekologis, dan kampanye hijau.
Sosial Solidaritas, gotong royong, dan empati dalam relasi antarwarga. Kerja tim, advokasi publik, dan kampanye empati mental health.
Spiritual Kesadaran akan kesucian kehidupan dan rasa syukur kepada Tuhan. Refleksi, doa lintas iman, dan harmoni spiritual Nusantara.
6. Refleksi Mahasiswa (Post-Project Reflection)
Setelah menyelesaikan proyek, mahasiswa menuliskan jurnal refleksi dengan pertanyaan panduan:
1. Apa makna kesehatan bagi Anda sebagai warga negara?
2. Bagaimana keseimbangan antara tubuh, lingkungan, dan jiwa membentuk karakter kewarganegaraan Anda?
3. Apa pengalaman paling berkesan dalam proyek kolaboratif ini?
4. Bagaimana nilai EKSOS (Ekologi–Sosial–Spiritual) hadir dalam tindakan Anda?
Refleksi ini menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran transformatif. Mahasiswa tidak hanya “belajar tentang warga”, tetapi juga menjadi warga — yang berpikir ekologis, bertindak sosial, dan berjiwa spiritual.

