Budaya VS Modernitas
Modernitas tanpa budaya adalah kehilangan arah; budaya tanpa refleksi adalah kebekuan. Kalimat itu saya ambil dari artikel berjudul "Permasalahan Budaya di Indonesia: Antara Pemertahanan dan Tantangan Modernitas
Oleh : Yohan Nanda Da Silva Mamut, Mahasiswa STIKES Panti Waluya Malang
Kalimat ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara kemajuan modern (modernitas) dan akar budaya. Keduanya harus berjalan berdampingan agar masyarakat tidak kehilangan jati diri sekaligus tetap berkembang.
Kemajuan tanpa landasan budaya akan membuat manusia kehilangan arah moral dan identitas, sedangkan budaya tanpa refleksi atau pembaruan akan menjadi kaku dan tidak relevan dengan perkembangan zaman.
Masyarakat mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman tanpa meninggalkan akar budaya dan nilai luhur yang menjadi jati diri bangsa. Budaya tetap dijaga, tetapi juga terus direfleksikan dan diperbarui agar sesuai dengan konteks modern.
Dalam kenyataan saat ini, banyak masyarakat yang lebih condong pada modernitas, bahkan meniru budaya luar tanpa menyaringnya. Akibatnya, nilai-nilai budaya lokal mulai memudar. Di sisi lain, ada juga kelompok yang terlalu mempertahankan budaya lama tanpa inovasi, sehingga terkesan ketinggalan dan tidak mampu beradaptasi dengan era globalisasi.
Jurang pembeda muncul antara kemajuan teknologi dan pelestarian budaya. Modernitas mendorong perubahan cepat dan gaya hidup praktis, sementara budaya menekankan nilai, makna, dan kesinambungan.
Ketidakseimbangan antara keduanya menyebabkan disorientasi sosial — satu sisi kehilangan identitas, sisi lain terjebak dalam stagnasi.
Menurut pendapat saya modernitas dan budaya bukanlah dua hal yang harus dipertentangkan, melainkan harus saling menguatkan. Budaya dapat menjadi kompas moral bagi kemajuan, sedangkan modernitas memberi energi pembaruan agar budaya tidak membeku.
Kedua hal tersebut menciptakan masa depan yang tidak hanya maju secara teknologi tetapi juga kaya akan makna budaya, melalui proses dialog dan adaptasi yang berkelanjutan.
Keduanya harus dijaga melalui pendidikan, refleksi sosial, dan kesadaran kritis dalam menyaring pengaruh luar.
Mari kita sebagai generasi penerus bangsa bersatu menjaga budaya kita sambil terus maju mengikuti zaman. Jangan sampai kemajuan modern membuat kita lupa akar dan jati diri. Mari kita renungkan dan rawat budaya agar tetap hidup dan berkembang, bukan menjadi sesuatu yang kaku dan membeku.

