2025/11/04

Alone is a Grace

 


Bagi saya tidak pacaran di era sekarang adalah anugerah Tuhan karena dengan itu saya mempunyai banyak waktu untuk belajar, membaca buku, dan punya banyak waktu untuk diri sendiri juga orang tua. 


Oleh : Ledisiana Tonino, Pegiat Literasi


Zaman sekarang adalah dikenal dengan zaman digital, dimana di zaman digital sekarang ini memudahkan sebagian aktivitas manusia, dari mengakses informasi, belajar, belanja, mencari uang, mencari teman atau bahkan mencari pasangan. Di zaman sekarang hampir sebagian orang sudah mempunyai handphone dari remaja hingga dewasa. Penggunaan handphone ini bisa berdampak negatif juga bisa berdampak positif, sehingga bimbingan orang tua sangat dibutuhkan. 

Usia remaja adalah usia dimana manusia sedang mencari jati dirinya, dan sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan, mencari teman juga sangat membutuhkan validasi. Secara biologis usia remaja memiliki rasa tertarik dengan lawan jenis, jatuh cinta, hingga mengambil keputusan untuk berpacaran, namun bagaimana dengan orang yang tidak pernah pacaran sama sekali? Apakah mereka tidak tertarik dengan lawan jenis atau kurang beruntung seperti remaja lainnya? 

Saya adalah remaja tersebut yang tidak pernah pacaran selama saya hidup. Dulu sebelum saya masuk kuliah, saya seringkali merasa insecure dengan orang-orang di sekitar saya yang mempunyai pacar, baik di sekolah maupun di asrama, namun ketika saya ngobrol atau curhat dengan ayah saya terkait pacaran di masa remaja beliau berkata bahwa pacaran itu merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup seseorang yang artinya kita mempunyai tanggungjawab dan resiko yang besar terhadap persaan seseorang, kita memberi janji yang belum tentu kita tepati dan bahkan membagi waktu kita kepada orang yang belum pasti dia menetap dalam kehidupan kita. Dan saya selalu ingat pesan dari ayah saya ketika saya masih kelas 4 SD adalah ketika mau pacaran atau suka sama seseorang usahakan suka sama orang yang pintar dan cerdas, dulu saya berpikir bahwa pintar dan cerdas itu hanya bagian akademik saja, dari situ saya selalu berpikir kalo suka sama orang itu ya harus yang pintar berarti harus suka sama satu kelas dong, supaya saya tau sebagimana pemahamannya dalam akademik. 


Namun saat saya SMP dan SMA yang mendominasi 3 besar kelas itu selalu perempuan, dan saya mulai berpikir bahwa daripada saya menunggu orang lain untuk maju ke 3 besar, kenapa bukan saya saja yang masuk ke 3 besar? Karena motivasi tersebut puji Tuhan selama SMA saya selalu mendapatkan rangking 3 besar dalam kelas, sehingga dari motivasi tersebut saya susah untuk jatuh cinta. 

Setelah memasuki dunia perkuliahan ternyata cerdas itu bukan hanya akademik saja tetapi ada banyak. Dalam buku psychology of emotion karya David J. Lieberman berkata bahwa puncak dari kecerdasan adalah kebijaksanaan. Dan kebijaksanaan sangat membutuhkan waktu yang sangat panjang dalam meraihnya. Dalam mengambil keputusan baik keputusan yang kecil maupun yang besar sangat membutuhkan kebijaksanaan agar keputusan tersebut bisa mendapatkan output yang positif, baik untuk diri sendiri maupun untuk sekitar. 


Bagi saya pacaran adalah keputusan yang besar, sehingga sangat membutuhkan banyak pertimbangan untuk saya ambil. Karena apapun yang kita putuskan akan sangat mempengaruhi energy kita kedepannya, pembawaan diri, bahkan termasuk kecerdasan, dalam buku the alpha girl's guide karya Henry Manampiring menyatakan bahwa alasan perempuan pacaran adalah karena bertemu dengan orang yang tepat bukan karena setatus.

Dan jika belum menemukannya lebih baik jomblo dan melakukan hobby yang positif, kembangkan skill, memperluas relasi, mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga bagi saya tidak pacaran di era sekarang adalah anugerah Tuhan karena dengan itu saya mempunyai banyak waktu untuk belajar, membaca buku, dan punya banyak waktu untuk diri sendiri juga orang tua. 

Postingan Terkait

Cari Blog Ini