AI : Pahlawan Atau?
Yang berkesan bagi saya adalah kalimat "Pahlawan sejati adalah ia yang mampu menjaga api perjuangan tetap hidup di dalam kepala yang tertutup, tetapi pikirannya tetap terbuka." Kalimat ini berkesan karena mengingatkan saya bahwa pahlawan tidak hanya tentang tindakan heroik, tetapi juga tentang kemampuan untuk tetap berpikir jernih dan melawan rasa malas belajar di era digital yang serba mudah ini, apalagi dengan ada nya A.I Banyak mahasiswa yang makin malas berpikir karena semua tugas nya langsung di salin dan tempel di ai tanpa diperiksa kebeneran nya.
Oleh : Farel Julius Khristian,
Mahasiswa STIKES Panti Waluya Malang
Dalam era digital ini, AI telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Namun, apakah AI merupakan musuh atau kawan bagi mahasiswa? Dalam perspektif Blankonisme, AI dapat menjadi kawan jika digunakan dengan bijak, tetapi dapat menjadi musuh jika kita terlalu bergantung padanya.
Pahlawan sejati adalah mereka yang mampu menjaga api perjuangan tetap hidup di dalam kepala yang tertutup, tetapi pikirannya tetap terbuka. Dalam konteks ini, mahasiswa harus mampu menggunakan AI sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan belajar, bukan sebagai pengganti proses belajar itu sendiri.
Dalam filosofi Blangkonisme, keberanian tidak selalu berarti menghunus bambu runcing; kadang, ia berarti berani berpikir jernih ketika dunia memaksa kita untuk marah. Mahasiswa harus berani berpikir kritis dan tidak terlalu bergantung pada AI, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan analitis dan kreatif.
Pendidikan sebagai laku kemanusiaan juga menjadi relevan dalam konteks ini. Mahasiswa harus memahami bahwa belajar bukan hanya tentang mengumpulkan pengetahuan, tetapi juga tentang mengembangkan diri sebagai manusia yang seimbang. AI dapat membantu dalam proses belajar, tetapi tidak dapat menggantikan peran manusia dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosional.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar, mahasiswa harus mampu mengatur langkah dengan tenang, bukan tergesa oleh sorak zaman digital. Mereka harus menjadi pahlawan masa kini dengan menjaga warisan nilai - kerja keras, kejujuran, gotong royong, dan keberanian berpikir merdeka.
Dengan demikian, AI dapat menjadi kawan bagi mahasiswa jika digunakan dengan bijak dan tidak terlalu bergantung padanya. Mahasiswa harus mampu mengembangkan kemampuan analitis, kreatif, dan sosial untuk menjadi pahlawan sejati di era digital ini.

