Wirausaha Sosial Foodvlogger
Mulailah dari hal kecil seperti membuat konten tentang makanan di sekitar kampus, atau menulis ulasan jujur tentang tempat makan lokal. Dengan cara itu, kita ikut mendorong semangat kewirausahaan sosial di era digital.
Oleh : Khuril Nur Amila, Pegiat Literasi
Gagasan:
Kewirausahaan sosial bisa diartikan sebagai usaha yang bertujuan untuk membawa manfaat bagi masyarakat, bukan hanya mencari keuntungan semata. Dalam konteks dunia digital saat ini, salah satu bentuk kewirausahaan sosial yang menarik adalah menjadi foodvlogger. Seorang foodvlogger tidak hanya sekadar mencicipi makanan lalu membuat konten, tapi juga berperan dalam mempromosikan usaha kuliner lokal agar lebih dikenal dan berkembang. Lewat media sosial, seorang foodvlogger bisa membantu banyak pelaku UMKM kuliner tanpa harus menjadi pengusaha besar.
Alasan:
Peran foodvlogger menjadi penting karena saat ini banyak pelaku kuliner kecil yang mempunya rasa enak, otentik, dan kualitas bagus, tapi kesulitan menjangkau konsumen yang lebih luas. Dengan bantuan foodvlogger, usaha mereka bisa dikenal banyak orang, bahkan bisa viral. Di sisi lain, foodvlogger juga membantu masyarakat menemukan rekomendasi kuliner lokal yang menarik, sehingga ada hubungan saling menguntungkan antara pembuat konten, penjual, dan penonton.
Rumusan:
Latar belakang munculnya konsep foodvlogger sebagai bentuk kewirausahaan sosial tidak lepas dari perkembangan teknologi dan media sosial. Banyak anak muda yang kreatif mulai menggunakan platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok untuk berbagi pengalaman kuliner mereka. Dari situ muncul kesadaran bahwa konten makanan bukan hanya hiburan, tapi juga bisa jadi sarana membantu usaha kecil agar tetap bertahan di tengah persaingan pasar modern.
Uraian:
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya foodvlogger sebagai pelaku kewirausahaan sosial, di antaranya:
Kemajuan teknologi digital yang membuat proses pembuatan dan penyebaran konten jadi mudah.
Meningkatnya minat masyarakat terhadap kuliner lokal dan budaya makanan daerah.
Banyaknya UMKM yang membutuhkan promosi murah namun efektif.
Adanya peluang mendapatkan penghasilan dari media sosial, sambil tetap memberi dampak positif bagi orang lain.
Tumbuhnya kesadaran generasi muda untuk berbagi manfaat lewat hal yang mereka sukai, termasuk lewat dunia kuliner.
Dampak:
Dampak dari gerakan foodvlogger ini cukup besar. Usaha kuliner lokal bisa berkembang lebih cepat, penjualnya jadi lebih semangat, dan masyarakat bisa lebih mengenal kekayaan kuliner daerah. Selain itu, foodvlogger juga ikut berkontribusi dalam memperkuat ekonomi kreatif dan menciptakan lapangan kerja baru, baik di bidang kuliner maupun digital. Dampaknya tidak hanya pada ekonomi, tapi juga pada pelestarian budaya makanan khas Indonesia.
Ajakan:
Sebagai generasi muda, kita bisa ikut berkontribusi lewat hal sederhana. Misalnya dengan mendukung foodvlogger lokal, atau bahkan menjadi foodvlogger yang punya visi sosial bukan sekadar cari popularitas, tapi ingin membantu UMKM kuliner agar terus berkembang. Mulailah dari hal kecil seperti membuat konten tentang makanan di sekitar kampus, atau menulis ulasan jujur tentang tempat makan lokal. Dengan cara itu, kita ikut mendorong semangat kewirausahaan sosial di era digital.