2025/10/20

SHOLATKU ADALAH IBADAHKU Dan Pendidikan Kewarganegaraan

 

Oleh: Sri Wahjuni, Mahasiswa RPL Afirmasi 2025 UNIKAMA, Guru TK Dharma 1 Suruh, Trenggalek


Dengan beribadah, kita belajar cara terbaik untuk bersyukur. Nikmat paling berharga adalah ketika kita dapat beribadah tepat waktu.

Di TK Dharma 1 Suruh, kegiatan “Sholatku adalah Ibadahku” dilaksanakan setiap Jumat minggu kedua. Anak-anak dengan antusias mengikuti kegiatan sholat berjamaah di masjid. Sebelum sholat, guru mencontohkan tata cara wudhu yang benar, kemudian anak-anak mempraktikkannya satu per satu. Anak perempuan belajar memakai mukena, dan anak laki-laki belajar memakai sarung. Guru menjelaskan bahwa posisi sholat antara laki-laki dan perempuan harus terpisah serta dilakukan dengan khusyuk agar doa didengar oleh Allah SWT.

Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan tata cara ibadah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan, seperti disiplin waktu, tanggung jawab, gotong royong, dan toleransi. Nilai-nilai tersebut sejalan dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu membentuk warga negara yang beriman, berakhlak mulia, serta memiliki kesadaran sosial.

Dalam konteks EKSOS THEORY, kegiatan ini mencerminkan empat simpul kesadaran yaitu Berpikir Kritis anak diajak memahami makna ibadah, bukan sekadar mengikuti rutinitas, Empati Sosial melalui sholat berjamaah, anak belajar menghormati dan memahami teman tanpa menghakimi, Adaptif Kreatif Anak berlatih menyesuaikan diri dengan aturan ibadah sambil mengembangkan kemandirian, Solutif Anak diajak bertindak nyata, menjaga kebersihan masjid, dan saling membantu tanpa disuruh.

Dengan demikian, “Sholatku adalah Ibadahku” bukan sekadar kegiatan keagamaan, tetapi media pendidikan karakter yang menumbuhkan kesadaran berpikir kritis, empati, kreativitas, dan tindakan solutif — pondasi penting bagi warga negara yang beriman dan berdaya.

Postingan Terkait

Cari Blog Ini