Panen Tengah Kota
Oleh : NURUL FITRIAH, Mahasiswa RPL AFIRMASI 2025 UNIKAMA, Guru TK WALISONGO. TERAKREDITASI “B”, Kel. Kebonsari Kec. Sukun Kota Malang
bahwa yang di tanam hari itu bukan hanya bibit sayuran tetapi juga kesadaran baru bahwa kebaikan sosial dapat tumbuh dari tempat yang tidak selalu terlihat, tetapi selalu terasa.
Hari itu langit sangat cerah. Para siswa TK Walisongo sangat gembira hari itu hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa karena akan mengikuti outing class. Bukan sekedar jalan-jalan, hari ini mereka akan belajar di luar kelas, melihat bagaimana lingkungan sosial dapat mempengaruhi cara manusia berpikir dan bertindak.
Kebetulan tempatnya tidak jauh dari sekolah maka anak-anak diajak berjalan kurang lebih 1 km dari sekolah. Tibalah kami di sebuah lahan urban farming, ruang hijau kecil yang berdiri di tengah padatnya pemukiman kota.
Begitu kita masuk, aroma tanah basah dan sayuran segar menyambut kami. Di sanalah seorang pak RT sekaligus pengelola kebun yaitu Pak Slamet, menanti sambil tersenyum ramah.
“Selamat datang, anak-anak,” ucapnya.
“Tempat ini bukan hanya kebun, tetapi juga kerja sama dari kepedulian warga.”
Anak-anak begitu senang dan tertarik memperhatikan lebih dalam ketika bapak yang bertugas mulai mencangkul tanah kecil dan memasukkan bibit selada ke polybag.
Kami sangat senang dengan datang ke urban farming karena dapat memberi pelajaran, udara bersih, dan contoh nyata kerja sama sosial. Inilah inti dari EKSOS Theory aspek Alam sebagai Guru: sesuatu yang berada di luar keterlibatan langsung individu, tetapi tetap mempengaruhi perkembangan diri.
Di akhir kunjungan, setiap siswa membawa pulang sebuah tanaman kecil. Seolah simbol bahwa yang di tanam hari itu bukan hanya bibit sayuran tetapi juga kesadaran baru bahwa kebaikan sosial dapat tumbuh dari tempat yang tidak selalu terlihat, tetapi selalu terasa.