2025/10/26

KONFLIK SOSIAL ANTARA MUSIK DRUMBAND DAN MARCHINGBAND

 


Oleh : Supriadi, Mahasiswa Prodi PPKN UNIKAMA

Konflik antara drumband dan marching band seharusnya tidak menjadi pemisah, tetapi jembatan menuju sinergi seni dan pendidikan.Setiap kelompok memiliki nilai dan kontribusi unik bagi perkembangan karakter generasi muda.


Gagasan :

Konflik sosial antara drumband dan marching band merupakan bentuk dinamika sosial yang muncul akibat perbedaan orientasi, tujuan, dan cara pandang terhadap seni musik barisan. Meskipun keduanya memiliki dasar yang sama, perbedaan dalam gaya, struktur, serta sistem nilai menyebabkan munculnya ketegangan sosial, baik di lingkungan pendidikan maupun masyarakat seni. Konflik ini menunjukkan bahwa setiap bentuk ekspresi budaya memiliki potensi gesekan, namun juga peluang untuk memperkaya kehidupan sosial.


Alasan :

Perbedaan dasar antara drumband dan marching band tidak hanya terletak pada jenis alat musik dan teknik bermain, tetapi juga pada status sosial dan pengakuan budaya yang menyertainya. Marching band sering dianggap lebih bergengsi karena memiliki standar internasional, penampilan megah, serta biaya operasional yang besar. Sementara itu, drumband lebih sering diposisikan sebagai wadah pendidikan karakter bagi anak-anak sekolah dasar atau menengah. Perbedaan ini menimbulkan pandangan bahwa drumband adalah “kelas bawah”, sedangkan marching band adalah “kelas atas” dalam dunia seni musik barisan.


Rumusan :

Dalam konteks sosial, konflik ini berakar pada perbedaan sumber daya, tujuan pendidikan, dan pengakuan sosial. Sekolah atau lembaga yang memiliki dana dan akses lebih baik cenderung mengembangkan marching band, sedangkan sekolah dengan keterbatasan dana memilih drumband sebagai bentuk kegiatan seni yang lebih sederhana. Situasi ini menciptakan konflik sosial dalam dunia musik barisan, di mana kelompok tertentu memperoleh prestise lebih tinggi, sementara kelompok lain sering dipandang kurang modern.

Konflik ini tidak bersifat destruktif atau merusak, melainkan menunjukkan adanya proses sosial dinamis yang bisa mengarah pada perubahan dan inovasi bila dikelola secara positif. Dalam kerangka fase modern teori konflik sosial (Lewis A. Coser dan Ralf Dahrendorf), perbedaan ini justru berfungsi sebagai sarana memperkuat identitas kelompok dan mendorong perbaikan sistem sosial seni.



Uraian :

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya konflik sosial antara musik drumband dan marchingband

Faktor ekonomi Marching band membutuhkan biaya tinggi untuk instrumen dan pelatih profesional, sedangkan drumband lebih ekonomis dan mudah dijangkau.

Faktor Pendidikan Drumband berorientasi pada pembinaan karakter, sedangkan marching band pada prestasi kompetitif.

Faktor sosial-budaya Pandangan masyarakat yang menilai marching band lebih dipandang elit menciptakan kesenjangan simbolik.

Faktor organisasi Struktur marching band lebih kompleks dan formal dibanding drumband yang lebih fleksibel.

Faktor komunikasi Kurangnya interaksi dan kerja sama antara kedua kelompok sering memperkuat stereotip negatif.


Dampak :

Adapun dampak negatif dan manfaat yang positif yang terjadi dalam konflik antara music drumband dan marching band

Dampak negatif

Terjadi jarak sosial antar komunitas seni, muncul sikap saling merendahkan dan

Sekolah dengan drumband merasa kurang dihargai dibanding sekolah dengan marching band.

Manfaat positif 

Konflik menjadi pemicu motivasi dan peningkatan kualitas, baik dalam teknik maupun organisasi,mendorong terbentuknya identitas kelompok yang kuat serta kesadaran pentingnya keadilan dalam akses seni dan membuka peluang kolaborasi kreatif, misalnya dalam festival gabungan atau pelatihan lintas kelompok.


Ajakan :

Konflik antara drumband dan marching band seharusnya tidak menjadi pemisah, tetapi jembatan menuju sinergi seni dan pendidikan.Setiap kelompok memiliki nilai dan kontribusi unik bagi perkembangan karakter generasi muda.


Mari kita jadikan perbedaan ini sebagai ruang dialog kreatif, bukan persaingan yang memecah. Lembaga pendidikan, pelatih, dan komunitas seni perlu bersatu dalam semangat saling menghargai, berbagi pengetahuan, dan membangun kesetaraan dalam dunia musik barisan.

Dengan semangat kolaboratif, drumband dan marching band dapat tumbuh berdampingan bukan sebagai rival, tetapi sebagai dua wajah berbeda dari semangat disiplin, kebersamaan, dan kreativitas bangsa.

Postingan Terkait

Cari Blog Ini