2025/10/18

Implementasi Dimensi Spiritual


Implementasi EKSOS THEORY di TK MIFTAKHUL ULUM
 Mojokerto

Dalam konteks pendidikan anak usia dini, penerapan dimensi spiritual dari EKSOS Theory menjadi pondasi yang menumbuhkan kesadaran batin, rasa syukur, dan nilai kemanusiaan sejak dini. Pada gambar terlihat seorang anak kecil yang dengan rendah hati bersalaman atau mencium tangan gurunya sebelum masuk kelas. Tindakan sederhana itu merepresentasikan laku spiritual dalam bingkai pendidikan kewarganegaraan — di mana nilai hormat, sopan santun, dan kepatuhan menjadi wujud nyata pengamalan moral Pancasila.


EKSOS Theory menekankan keseimbangan antara ranah eksistensial (keberadaan diri), sosial (relasi antarindividu), dan spiritual (hubungan dengan nilai luhur). Dalam praktik pembelajaran anak usia dini, guru berperan sebagai penghubung nilai-nilai itu agar anak memahami makna “menjadi manusia yang beradab”. Saat anak bersalaman dengan guru, sejatinya ia sedang belajar tentang makna menghargai sesama, berterima kasih kepada orang yang membimbingnya, serta menundukkan ego sebagai bagian dari proses pembentukan karakter spiritual dan sosial.


Melalui pendekatan pendidikan kewarganegaraan berbasis EKSOS Theory, dimensi spiritual tidak hanya diajarkan lewat kata-kata, tetapi dihidupkan lewat tindakan kecil yang berulang dan penuh makna. Guru menjadi teladan dalam memperlihatkan kasih, empati, dan ketulusan, sementara anak belajar dari keteladanan itu sebagai pengalaman moral yang membekas. Proses ini menumbuhkan kesadaran bahwa spiritualitas bukan sekadar ritual, melainkan kesanggupan untuk menghormati, berbagi, dan mencintai kehidupan bersama.


Dengan demikian, praktik sederhana antara anak dan guru tersebut merefleksikan hakikat pendidikan kewarganegaraan yang humanis dan spiritual, sesuai semangat EKSOS Theory — bahwa spiritualitas sejati tumbuh dari relasi yang tulus dan sikap saling menghormati di ruang sosial kehidupan sehari-hari.


Postingan Terkait

Cari Blog Ini