2025/10/22

EKSOS THEORY, Menanam Biji Kacang Hijau Dengan Media Kapas

 


Oleh : ANI PURWATI, Mahasiswa RPL AFIRMASI UNIKAMA Guru TK WALISONGO Kebonsari - Malang

Kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan didukung secara maksimal sangat dipengaruhi oleh Eksosistem, seperti ketersediaan waktu orang tua atau dukungan kebijakan sekolah/komunitas. 

 Penanaman biji kacang hijau menggunakan media kapas adalah kegiatan praktis yang sangat cocok untuk Anak Usia Dini (AUD) karena melibatkan eksplorasi sederhana tentang pertumbuhan dan kehidupan, khususnya pada lapisan Eksosistem. 

Kegiatan: Menanam Biji Kacang Hijau di Kapas

Eksosistem dalam Kegiatan Berkebun Sederhana

Pagi yang ceria di hari kamis anak – anak kelas Matahari TK Walisongo Malang melaksanakan kegiatan menanam biji kacang hijau dengan media kapas. Dengan begitu antusiasnya anak – anak mengikuti kegiatan tersebut, karena anak – anak begitu besar rasa ingin tahu mereka apakah benar bisa menanam biji kacang hijau dengan menggunakan media kapas yang basah.

Setelah biji kacang hijau ditanam di kapas yang basah, hasil kegiatan hari ini dibawa pulang dengan aturan yang sudah kita sepakati bersama hari selasa tanaman dibawa kembali ke sekolah, apa yang sudah di tanam dirumah harus dirawat dan dijaga dengan baik, sehingga pada hari selasa tanaman dibawa kembali ke sekolah dan di hari Selasa bersama – sama kita mengamati serta melihat tanaman anak – anak yang sudah di bawa pulang akan bisa tumbuh atau tidak.

 Orang tua di harapkan bisa mendampingi putra putri mereka dalam merawat tanaman mereka. Mereka bisa memiliki lebih banyak waktu untuk mendampingi anak dalam merawat dan mengamati pertumbuhan kacang hijau.

Tujuan: Mengenalkan konsep pertumbuhan, tanggung jawab, dan urutan kejadian (sebab-akibat). Beberapa bahan sederhana yang dibawa ke kelas: air, kapas, biji kacang hijau, dan gelas plastik bekas. Anak-anak tampak penasaran melihatnya di meja. 

“Kita akan menanam kacang hijau, anak-anak!” kata Bu Ani riang.

Mereka pun mulai bekerja. Kapas dibasahi, lalu diletakkan di dalam gelas bening.

Setelah itu, biji kacang hijau ditata rapi di atasnya. “Sekarang, letakkan di dekat jendela supaya dapat cahaya,” ujar Bu Ani.

Setiap hari, anak-anak datang untuk melihat perubahan. Ada yang menggambar

kecambahnya, ada pula yang mencatat panjang batangnya. Mereka juga belajar menjaga kapas tetap lembab. Tak lama kemudian, muncul tunas hijau kecil—tanda kehidupan baru dari tangan-tangan kecil yang sabar merawatnya.

Pada kegiatan menanam kacang hijau dengan media kapas ada kaitannya dengan EKSOS THEORY berkelindan Teori Eksosistem Bronfenbrenner. Dengan kegiatan tanaman yang di bawa pulang , Orang tua memiliki waktu untuk mendampingi anak untuk bisa Tanggung Jawab dan Gotong Royong dengan orang tua sehingga orang tua bisa meluangkan waktu mereka untuk bekerja sama dengan putra putri mereka dalam merawat tanaman sebagai warga negara. 

Anak juga bisa belajar merawat tanaman yang sudah mereka tanam dengan rasa cinta kasih yang mereka berikan kepada tanaman. 

 Menanamkan nilai Tanggung Jawab, Cinta Lingkungan, Toleransi, dan Gotong Royong sejak dini. Dengan memberikan motivasi kepada mereka dan mengatakan kepada anakanak bahwa biji kacang hijau yang ditanam dengan media kapas butuh air dan sinar matahari yang cukup supaya tumbuh. Merawatnya adalah tanggung jawab bersama anak dengan orang tua. Sama seperti kita menjaga rumah dan lingkungan kita!

Anak – anak juga diharapkan bisa menghargai Alam di sekitar kita menggunakan biji, kapas, dan air. Ini semua adalah anugerah Tuhan dan alam yang harus kita cintai dan jaga (Cinta Lingkungan). Kalau kita merawat tanaman ini dengan baik. 

Dari menanam kacang hijau yang kecil ini, kita belajar menjadi warga negara yang baik; bertanggung jawab, bekerja sama, dan cinta pada alam Indonesia!”

Kesimpulan:

Kegiatan menanam kacang hijau secara langsung berada dalam Mikrosistem (interaksi anak dengan objek, guru, atau orang tua). Namun, bagaimana kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan didukung secara maksimal sangat dipengaruhi oleh Eksosistem, seperti ketersediaan waktu orang tua atau dukungan kebijakan sekolah/komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh lapisan lingkungan yang luas, meskipun tidak bersentuhan langsung


Postingan Terkait

Cari Blog Ini