2025/10/21

EKSOS THEORY, Membangun Kesadaran Sosial Anak Usia Dini



Oleh : LUNDARMINI, Mahasiswa RPL AFIRMASI 2025 UNIKAMA, Guru TK MUSLIMAT ASY SYIFA’IYAH, Mojokerto


Intervensi konsisten dari Ibu Guru yang memberikan motivasi, penguatan positif (termasuk nilai spiritual), dan mengajarkan tanggung jawab, Daffa berhasil mengubah perilakunya menjadi mau berbagi.


Pembangunan kesadaran sosial anak, khususnya melalui praktik berbagi kepada teman, dijelaskan secara mendalam oleh Teori Ekologi Bronfenbrenner sebagai proses yang dipengaruhi oleh berbagai lapisan lingkungan. Awalnya, tindakan berbagi dipraktikkan dalam Mikrosistem (lingkungan terdekat) melalui interaksi langsung, seperti ketika anak belajar empati dan kerja sama dari contoh orang tua di rumah atau saat berbagi mainan dengan teman sebaya.

Kesadaran ini kemudian diperkuat di Mesosistem melalui interaksi antar-mikrosistem—misalnya, ketika guru dan orang tua berkolaborasi untuk memastikan nilai berbagi diajarkan secara konsisten, sehingga memperkuat motivasi anak. Dengan demikian, penanaman kesadaran sosial adalah hasil dari jaringan hubungan timbal balik yang positif dalam lingkungan terdekat anak.



​ Studi kasus Daffa, seorang anak berusia 6 tahun yang sangat menyukai permainan lego dan cenderung sulit berbicara serta menutup diri (kurang bersosialisasi), memberikan ilustrasi nyata mengenai proses ini dalam Mikrosistem dan Mesosistem. Suatu ketika, saat temannya menghampiri dan meminta untuk bermain bersama, Daffa menolak dengan keras, bahkan menangis sambil berteriak, "Tidak boleh!" lalu membuang/mengacaukan lego miliknya. Menyikapi situasi ini, Ibu Guru mengambil peran penting sebagai agen dalam Mikrosistem sekolah. Ibu Guru tidak hanya memotivasi Daffa agar mau berbagi dengan teman, tetapi juga memberikan penguatan positif dengan menyampaikan bahwa berbagi adalah tindakan terpuji yang akan disayangi oleh Allah. Selain itu, Ibu Guru mengajarkan tanggung jawab dengan meminta Daffa mengambil kembali lego yang telah ia buang, dibantu oleh Ibu Guru sendiri. Melalui motivasi dan intervensi yang konsisten ini, yang menunjukkan kolaborasi peran pendidik dan nilai spiritual (sebagai bagian dari lingkungan yang lebih luas), akhirnya Daffa menunjukkan perubahan positif dan mulai mau berbagi mainan dengan temannya.

 Dalam konteks kewarganegaraan, kasus Daffa menunjukkan penanaman nilai tanggung jawab sosial dan toleransi sebagai fondasi bagi partisipasi warga negara yang baik. Tindakan Ibu Guru mengajarkan Daffa untuk berbagi dan bertanggung jawab atas tindakannya adalah proses sosialisasi politik dini, di mana anak belajar menghormati hak orang lain (untuk bermain bersama) dan mengelola konflik secara konstruktif. Kesediaan untuk berbagi dan berinteraksi secara positif adalah cikal bakal dari semangat gotong royong dan kooperasi yang merupakan pilar penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

KESIMPULAN

Teori Ekologi Bronfenbrenner menjelaskan bahwa penanaman kesadaran sosial dan berbagi pada anak, seperti kasus Daffa, dipengaruhi oleh Mikrosistem (interaksi langsung dengan guru) dan Mesosistem (kolaborasi antar lingkungan). Melalui intervensi konsisten dari Ibu Guru yang memberikan motivasi, penguatan positif (termasuk nilai spiritual), dan mengajarkan tanggung jawab, Daffa berhasil mengubah perilakunya menjadi mau berbagi. Kasus ini juga mencerminkan sosialisasi politik dini, menanamkan nilai tanggung jawab sosial dan toleransi sebagai dasar penting untuk gotong royong dan partisipasi warga negara yang efektif.

Postingan Terkait

Cari Blog Ini