EKSOS THEORY DAN PANCASILA :MODUL KEGIATAN MAHASISWA FARMASI
Pendahuluan
Mata kuliah Pancasila pada Program Studi Farmasi bukan hanya sarana memahami dasar ideologi negara, tetapi juga ruang refleksi etis dan moral profesi. Farmasis diharapkan tidak sekadar ahli dalam bidang kimia dan kesehatan, tetapi juga berjiwa pancasilais — memiliki kepekaan ekologis, sosial, dan spiritual.
Melalui pendekatan EKSOS THEORY (Ekologi, Sosial, Spiritual), kegiatan pembelajaran ini mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam praktik farmasi, agar mahasiswa memahami bahwa obat, lingkungan, dan kemanusiaan adalah satu kesatuan ekosistem kehidupan.
Tujuan Umum
1. Menumbuhkan kesadaran mahasiswa farmasi untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam bidang profesinya.
2. Menginternalisasi tiga dimensi utama EKSOS Theory: ekologi (keselarasan alam), sosial (kepedulian kemanusiaan), dan spiritual (kesadaran moral-transendental).
3. Mengembangkan keterampilan berpikir reflektif, kolaboratif, dan aplikatif melalui proyek nyata di lingkungan kampus dan masyarakat.
Struktur Kegiatan Berdasarkan Kelompok dan Fokus Proyek
Kelompok 1 – Etika Farmasis Pancasila
Tema: “Etika Profesi dan Kesadaran Spiritual Farmasis”
Fokus:
Menggali nilai etika profesi farmasis yang berpijak pada sila-sila Pancasila: kemanusiaan yang adil, keadilan sosial, dan ketuhanan.
Tujuan Khusus:
Mahasiswa memahami hubungan antara etika profesi dan nilai moral Pancasila.
Mahasiswa mampu melakukan refleksi spiritual terhadap praktik kefarmasian.
Aktivitas:
1. Observasi di apotek atau klinik tentang etika pelayanan farmasi.
2. Wawancara apoteker mengenai dilema moral dalam praktik kerja.
3. Diskusi reflektif: “Bagaimana Pancasila menuntun keputusan etis dalam profesi?”
4. Penulisan esai: “Aku dan Etika Kemanusiaan sebagai Calon Farmasis Pancasila.”
Korelasi EKSOS Theory:
Ekologi: tanggung jawab dalam penanganan obat dan limbah farmasi.
Sosial: kepedulian terhadap kesejahteraan pasien.
Spiritual: kesadaran bahwa profesi farmasis adalah bentuk pelayanan kepada Tuhan dan sesama.
Kelompok 2 – Green Pharmacy (Farmasi Hijau)
Tema: “Farmasi Ramah Lingkungan sebagai Implementasi Nilai Pancasila”
Fokus:
Menumbuhkan kesadaran ekologis dalam pengelolaan limbah obat dan bahan kimia.
Tujuan Khusus:
Mahasiswa memahami pentingnya menjaga lingkungan dalam praktik farmasi.
Mahasiswa dapat merancang kampanye edukatif mengenai limbah obat.
Aktivitas:
1. Studi mini tentang dampak limbah farmasi terhadap lingkungan.
2. Membuat poster edukatif “Stop Buang Obat ke Sungai”.
3. Kampanye media sosial bertema Green Pharmacy.
4. Refleksi: “Bagaimana sila ke-5 Pancasila (keadilan sosial) relevan dengan tanggung jawab ekologis?”
Korelasi EKSOS Theory:
Ekologi: pelestarian ekosistem melalui praktik farmasi hijau.
Sosial: edukasi masyarakat agar sadar pembuangan obat.
Spiritual: rasa syukur atas alam sebagai sumber kesehatan.
Kelompok 3 – Keadilan Sosial dan Akses Kesehatan
Tema: “Farmasis Pancasila: Keadilan untuk Semua”
Fokus:
Menghadirkan nilai sila ke-5 Pancasila melalui pemerataan akses obat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan Khusus:
Mahasiswa memahami prinsip keadilan sosial dalam pelayanan kesehatan.
Mahasiswa dapat menyusun gagasan solusi inovatif terkait akses obat di wilayah marginal.
Aktivitas:
1. Survei kecil tentang ketersediaan dan harga obat di apotek sekitar.
2. Diskusi tentang disparitas harga obat generik dan bermerek.
3. Simulasi “Apotek Rakyat” yang menyediakan obat murah dan edukatif.
4. Refleksi: “Apakah profesi farmasis mampu menjadi jembatan keadilan sosial?”
Korelasi EKSOS Theory:
Ekologi: mendorong penggunaan bahan baku herbal lokal.
Sosial: pemerataan akses kesehatan.
Spiritual: semangat pengabdian dan empati.
Kelompok 4 – Revitalisasi Obat Tradisional Nusantara
Tema: “Kearifan Lokal dan Pancasila dalam Dunia Farmasi”
Fokus:
Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan pengetahuan tradisional dalam pendidikan farmasi.
Tujuan Khusus:
Mahasiswa mengenal kekayaan herbal Nusantara sebagai bagian dari warisan budaya.
Mahasiswa mampu menghargai nilai spiritual dan sosial di balik praktik obat tradisional.
Aktivitas:
1. Kunjungan ke UMKM jamu/herbal atau petani tanaman obat
2. Riset kecil tentang kandungan dan manfaat tanaman lokal.
3. Menyusun booklet “Obat Tradisional Indonesia sebagai Cermin Pancasila.”
4. Presentasi kelompok dan refleksi nilai spiritual dari kearifan lokal.
Korelasi EKSOS Theory:
Ekologi: pelestarian tanaman obat lokal.
Sosial: pemberdayaan masyarakat lokal.
Spiritual: menghargai ciptaan Tuhan dan warisan leluhur.
Kelompok 5 – Pendidikan Karakter Mahasiswa Farmasi
Tema: “Menjadi Farmasis Pancasila Berjiwa EKSOS”
Fokus:
Menumbuhkan karakter profesional, empatik, dan berjiwa nasionalis pada mahasiswa farmasi.
Tujuan Khusus:
Mahasiswa menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kepribadian dan perilaku akademik.
Mahasiswa dapat menampilkan sikap spiritual dan sosial dalam komunikasi profesi.
Aktivitas:
1. Role play pelayanan pasien dengan empati dan komunikasi humanis.
2. Diskusi nilai Pancasila dan karakter profesional farmasis.
3. Membuat vlog reflektif: “Aku dan Pancasila di Dunia Farmasi.”
4. Pameran hasil refleksi (poster, puisi, video).
Korelasi EKSOS Theory:
Ekologi: gaya hidup sehat dan berkelanjutan.
Sosial: interaksi humanis dan kolaboratif.
Spiritual: keikhlasan, tanggung jawab, dan rasa syukur dalam profesi.
Penutup
Melalui lima proyek berbasis Pancasila dan EKSOS Theory ini, mahasiswa farmasi tidak hanya diajak berpikir kritis dan saintifik, tetapi juga membangun kesadaran moral, sosial, dan spiritual. Farmasis masa depan harus menjadi “penyembuh yang berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan”, sebagaimana semangat Pancasila mengajarkan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.



 
 
 
 
 
 
 
 
 
