EKSOS THEORY dan Mengukir Empati
Oleh: Dwi Puji Astuti, Mahasiswa RPL Afirmasi 2025 UNIKAMA, Guru TK Kelompok B TK Dian Pertiwi Bumiayu, Malang
Melalui pengalaman langsung ini, anak-anak TK Dian Pertiwi Bumiayu tidak hanya menghafal teori, tetapi merasakan dan menghayati nilai-nilai penting tentang keberadaan, saling ketergantungan, dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan komunitasnya.
Dalam Ekosistem Teori, eksosistem merujuk pada lingkungan eksternal yang secara tidak langsung memengaruhi perkembangan individu, meskipun individu tidak berinteraksi langsung dengannya. Dalam kasus ini, kurikulum sekolah, kebijakan lingkungan, dan filosofi pendidikan yang diterapkan (yaitu "Alam sebagai Guru Pertama") adalah bagian dari eksosistem.
Ekosistem Teori dalam Konteks Kewarganegaraan Melalui Pendekatan "Alam sebagai Guru Pertama
Kegiatan yang menunjukkan anak-anak TK Dian Pertiwi Bumiayu terlibat dalam kegiatan menyiram tanaman, mengamati pohon, berinteraksi dengan hewan seperti kelinci, ikan dan kucing serta belajar tentang sayuran dari guru , secara gamblang menggambarkan penerapan Ekosistem Teori dalam membentuk karakter kewarganegaraan. Meskipun anak-anak berinteraksi langsung dengan alam (mikrosistem dan mesosistem), keberhasilan dan dampak dari kegiatan-kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh eksosistem. Eksosistem di sini mencakup kebijakan sekolah untuk menyediakan "kelas terbuka" dan fasilitas hewan peliharaan, serta kurikulum yang mengintegrasikan pembelajaran alam ke dalam materi pendidikan.
Keputusan tingkat institusional ini, yang memprioritaskan pengalaman langsung di luar kelas, secara tidak langsung membentuk lingkungan belajar yang kaya akan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan.
Melalui pengalaman ini, anak-anak belajar tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Mereka memahami hak makhluk hidup untuk mendapatkan perawatan dan lingkungan yang layak, serta kewajiban mereka sebagai manusia untuk menjaga dan merawat lingkungan. Kegiatan seperti menyiram tanaman mengajarkan tanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup tumbuhan, sementara memberi makan hewan menumbuhkan empati dan rasa peduli.
Proses belajar ini juga membentuk pemahaman tentang interdependensi antar semua elemen dalam suatu ekosistem—bagaimana manusia, hewan, dan tumbuhan saling membutuhkan. Kebijakan sekolah dan kurikulum yang mendukung kegiatan ini (eksosistem) secara fundamental memengaruhi pengalaman belajar anak, yang pada gilirannya akan membentuk sikap, nilai, dan perilaku mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab, peduli terhadap lingkungan, dan memahami peran mereka dalam masyarakat yang lebih luas. Dengan demikian, eksosistem yang mendukung pendekatan "Alam sebagai Guru Pertama" menciptakan fondasi yang kuat bagi perkembangan kewarganegaraan yang holistik pada anak usia dini.
Di TK Dian Pertiwi Bumiayu, kami meyakini bahwa pengalaman langsung adalah guru terbaik. Oleh karena itu, anak-anak Kelompok B sering diajak menjelajahi "kelas" terbuka di halaman sekolah, di mana alam menjadi narator utama pembelajaran. Dengan penuh antusiasme, mereka menyirami tanaman-tanaman kecil yang berjejer rapi. Air yang mengalir dari keran dan diisi ke dalam gembor secara antre oleh mereka, tidak hanya membasahi tanah, tetapi juga memupuk rasa tanggung jawab.
Momen ini merupakan aplikasi sederhana dari ekosistem teori, di mana anak-anak menyadari bahwa tindakan kecil mereka dapat berdampak langsung pada kehidupan di sekitarnya, membangun pemahaman awal tentang interdependensi.
Selanjutnya, dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu, mereka mengamati detail setiap tanaman. Guru dengan sabar menunjuk ke arah bagian tanaman palem yang sedang berbunga, menjelaskan siklus kehidupan atau bagian-bagiannya. Interaksi ini menstimulasi kognisi dan pengamatan mendalam.
Pembelajaran berlanjut saat tiba giliran mereka berinteraksi dengan satwa. Dengan penuh kasih sayang, mereka memberi makan kelinci dengan sayuran segar dan mengamati ikan-ikan berenang lincah dalam wadahnya seraya memberinya makan. Puncak kebahagiaan mereka terlihat saat mereka dengan lembut mengelus dan bermain dengan kucing.
Aktivitas-aktivitas ini adalah simulasi nyata dari ekosistem teori dalam skala yang dapat dicerna anak. Mereka belajar bahwa dalam "mikrosistem" halaman sekolah ini, setiap makhluk hidup memiliki peran dan membutuhkan perawatan. Memberi makan dan menyayangi hewan, serta merawat tanaman, mengajarkan mereka empati dan kepedulian terhadap sesama makhluk hidup, yang merupakan dasar dari kewarganegaraan yang baik.
Mereka mulai memahami konsep hak dan kewajiban, yaitu hak hewan untuk hidup layak dan kewajiban mereka untuk menyediakan perawatan. Melalui pengalaman langsung ini, anak-anak TK Dian Pertiwi Bumiayu tidak hanya menghafal teori, tetapi merasakan dan menghayati nilai-nilai penting tentang keberadaan, saling ketergantungan, dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan komunitasnya. Inilah bagaimana alam membentuk mereka menjadi warga negara yang sadar dan berhati mulia.


