EKSOS THEORY dan Mencintai Hewan
Oleh : Sulistyani, Mahasiswa RPL Afirmasi 2025 UNIKAMA, Sekolah TK Berita Hidup, Malang
Petualangan sederhana ini menjadi jembatan antara teori dan praksis—menghidupkan EKSOS Theory dalam kerangka Bronfenbrenner, sekaligus menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan yang berakar pada cinta kasih, empati, dan kesadaran ekologis.
Kegiatan Berpetualang Mengenal Hewan di MILKINDO menjadi ruang belajar yang hidup bagi anak-anak untuk memahami hubungan antara manusia, hewan, dan lingkungan. Saat mereka memberi makan sapi, memerah susu, mengelus kelinci, menanam sayuran, dan membuat telur asin, anak-anak sejatinya sedang mempraktikkan nilai-nilai Pendidikan Kewarganegaraan secara kontekstual—belajar tanggung jawab, empati, dan kerja sama sebagai warga kecil dalam ekosistem sosial yang lebih luas.
Dalam pandangan Bronfenbrenner, pengalaman ini menggambarkan lapisan mikrosistem dan mesosistem yang saling berinteraksi—antara anak, guru, teman, dan lingkungan alam—membentuk fondasi perilaku sosial dan moral.
Sementara itu, EKSOS Theory menegaskan bahwa kesadaran anak tumbuh bukan hanya dari interaksi eksternal, tetapi juga dari refleksi batin tentang makna keberadaannya di tengah ciptaan Tuhan. Melalui pengalaman langsung di MILKINDO, anak belajar menyadari bahwa setiap tindakan kecil, seperti memberi makan hewan atau menanam sayur, adalah bentuk tanggung jawab ekologis dan spiritual.
Guru berperan sebagai fasilitator kesadaran, bukan sekadar pengarah kegiatan, menuntun anak untuk merasakan bahwa mencintai hewan sama dengan merawat kehidupan. Dengan demikian, petualangan sederhana ini menjadi jembatan antara teori dan praksis—menghidupkan EKSOS Theory dalam kerangka Bronfenbrenner, sekaligus menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan yang berakar pada cinta kasih, empati, dan kesadaran ekologis.


