EKSOS THEORY dan Anak Belajar Alam
Oleh : Dewi Sri Utamie, Mahasiswa RPL Afirmasi UNIKAMA 2025, TK Bina Budi Mulia Malang
Anak-anak mengamati lingkungan sekitar sekolah, mereka sangat tertarik dengan daun-daun yang berguguran di sekitar pohon. Saya mengajak anak-anak untuk mengambil daun-daun kering tersebut untuk nantinya akan kami jadikan karya.
Pagi ini langit tampak sedikit mendung,meskipun masih ada matahari di atas sana.
Alam merupakan karunia dari Tuhan yang sangat indah dan ajaib,alam dapat dijadikan tempat pembelajaran yang menyenangkan dan efektif bagi anak-anak. Melalui pengalaman langsung,hari ini saya akan mengajak anak-anak untuk mengenal alam lebih dekat melalui lingkungan di sekitar sekolah.
Pengenalan secara langsun dengan alam akan menumbuhkan rasa ingin tahu,kreatifitas,dan kemampuan problem-solving mereka. Alam juga bias membantu anak-anak mengembangkan kesadaran akan betapa besarnya Tuhan bagi kita. Serta menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Kegiatan hari ini dimulai dengan anak-anak mengamati lingkungan sekitar sekolah, mereka sangat tertarik dengan daun-daun yang berguguran di sekitar pohon. Saya mengajak anak-anak untuk mengambil daun-daun kering tersebut untuk nantinya akan kami jadikan karya. Sungguh pengalaman yang menyenangkan dan tidak terlupakan kata mereka.
Akhirnya kami selesai mengumpulkan daun-daun kering tersebut dan kembali ke kelas untuk memulai membuat karya. Karya yang anak-anak kerjakan hari ini adalah menempelkan daun-daun kering tersebut di atas kertas membentuk pulau-pulau yang ada di Indonesia. Tugas ini dikerjakan berkelompok. Mereka sangat antusias dalam mengerjakannya sambil sesekali berkata,” Tuhan pandai sekali ya bias membuat daun ini Laoshi!”.
Sambil menunggu teman-temannya yang lain selesai menempel,beberapa anak TK B keluar melihat pemandangan dari jendela di ruang makan. Beberapa anak berteriak ke teman-temannya dan berkata, “ Ada hujan di luar dan deras sekali……!”. Semua yang ada di kelas berlarian keluar mendengar teriakan temannya tadi. Saya dan anak-anak akhinya melihat hujan dari jendela, anak-anak sangat senang melihat hujan yang turun.
Hari ini alam menunjukkan kembali kepada anak-anak,kalau kita harus mengucapkan rasa syukur atas turunnya hujan kepada Tuhan. Anak-anak belajar bagaimana hujan turun melalui kondisi langit yang mendung. Alam juga mengajarkan bagaimana kita harus menghargai semua ciptaan Tuhan seperti daun-daun kering yang dimanfaatkan untuk membuat karya, hujan yang bermanfaat untuk tanaman dan petani serta kita semua.Kegiatan hari ini membuat anak-anak belajar bahwa segala sesuatu yang ada di alam harus bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kebaikan kita.
Dalam konteks kewarganegaraan, kegiatan yang dilakukan hari ini menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap alam ciptaan Tuhan dengan tidak merusak melainkan memanfaatkan daun kering sebagai bahan karya yang berguna bagi mereka. Guru mengajak anak untuk menanamkan kesadaran kewargaan ekologis dalam kehidupan sehari-hari,seperti memungut daun-daun kering,mengamati hujan,mengolah daun kering menjadi karya yang bermanfaat.
Secara sosial mengembangkan sikap saling menghargai,saling membantu,dan saling bekerjasama dengan teman yang berbeda suku,agama.Sedangkan secara spiritualitas mengajak anak-anak belajar “mencintai alam” sebagai rasa syukur kepada Tuhan Sang Pencipta.
Melalui Eksos Theory, anak diajak untuk belajar menyeimbangkan hubungan dengan alam (ekologis) ,sesama (sosial), dan Tuhan (spiritual).Menurut Bronfenbrenner (1979) dalam The Ecology of Human Development, capaian perkembangan anak sangat berhubungan dengan lingkungan,interaksi antara anak,dan catatan ekologis yang akan membentuk kepribadian dan karakter sosial dari anak.