2025/07/13

5 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional

Perlu kita ketahui bahwa kecerdasan emosional berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Seorang tokoh psikologi bernama Goleman mendefinisikan kecerdasan emosional ialah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Ada sebuah contoh bagaimana kecerdasan emosi sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, misal saja di sekolah. Seorang guru tengah mempersiapkan bank soal HOTS dan LOTS untuk latihan para siswanya. Guru tersebut sudah melakukan persiapan tersebut di rumah. Tiba-tiba anaknya membuat ulah dengan menumpahkan air di tempat tidur dan ia tidak dapat mengendalikan emosi.




Ia memukul anaknya yang dianggap nakal dan mengganggu pekerjaannya. Alih-alih membereskan masalah anak, suaminya tidak terima dan marah kepadanya hingga suasana memanas. Hingga tengah malam suasana hati seisi rumah sangat tidak nyaman, ia sulit konsentrasi dan akhirnya membuat pekerjaannya terbengkalai. Esoknya ia terburu-buru dan pekerjaannya tidak maksimal. Begitulah jika Kita memiliki kecerdasan emosi yang rendah.

Lalu bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosi? Simak 5 poin penting berikut.

1. Mengenali Emosi yang Anda Rasakan

Seringkali kita menyangkal atas hadirnya perubahan perasaan. Misalnya, tadinya Anda merasa senang tiba-tiba menjadi sedih ketika mengingat masa lalu. Kenali emosi Anda dengan cara tanyakan pada diri sendiri.

“Apa yang kamu rasakan?”

“Apa yang membuat kamu sedih?”

“Apa yang membuat kamu marah”

Tanyakan pada diri Anda kalimat semacam itu dan jawablah dengan jujur, akui dengan perasaan objektif terlebih dahulu. Ketika sudah tahu apa penyebabnya, Anda akan sedikit lebih tenang dan jernih sehingga akan lebih bijak mengambil sikap.

2. Mengekspresikan Emosi dengan Tepat

Setelah mengenali emosi, tahap selanjutnya ekspresikan dengan tepat. Apa saja syarat “tepat” dalam mengekspresikan emosi? Pertama, pahami apa yang akan Anda sampaikan, setelah memahami siapkan kata-kata yang asertif untuk mengungkapkan emosi Anda. Apabila Anda ingin menangis pahami situasi terlebih dahulu dan pikirkan akibatnya. Jika Anda bisa sedikit menahan, maka Anda dapat terhindar dari rasa malu.

Kedua, Anda tidak perlu meledak-ledak agar orang lain paham dengan perasaan Anda, sampaikan apa yang perlu saja, misalnya “Hei, aku tidak suka kalau kamu berbuat seenaknya, mari berteman dengan baik dan tidak saling merugikan”, padat dan jelas.

3. Berempati

Dengan berempati kita telah meningkatkan kemampuan EQ. Definisi empati sendiri ialah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain. Sebagai contoh, Ari adalah seorang siswa yang kurang jago di bidang Matematika. Bulan depan ia akan menjalani ujian AKM, sehingga guru memberikannya latihan soal AKM yang harus ia kerjakan setiap hari.

Di bagian “hitung-hitungan” ia selalu mengalami kesulitan. Ia memiliki kakak yang jago di bidang Matematika, karena kakaknya memiliki empati yang bagus, ia tidak menghakimi Ari ketika berkali-kali bertanya tentang contoh soal ujiannya. Kakaknya memahami adiknya tidak berbakat di bidang tersebut.

4. Memotivasi Diri

Kita pasti pernah memberikan motivasi pada orang lain ketika mereka sedang sedih, kecewa atau ketika beramarah. Kita selalu berusaha berbaik hati pada orang lain tapi lupa berbaik hati pada diri sendiri. Motivasilah diri sendiri ketika menghadapi emosi-emosi negatif dan syukuri setiap merasakan emosi positif.

Sebagai contoh, Rudy ialah seorang guru IPA sekaligus atlet bulu tangkis. Dalam waktu seminggu ia harus mempersiapkan diri untuk turnamen nasional, tetapi ia juga mendapatkan tugas untuk melatih guru-guru lain dalam cara membuat soal. Ia bingung dan panik, ia juga kesal karena mendapatkan tugas dadakan. Akhirnya ia memotivasi dirinya lebih positif, sehingga ia dapat mengatur waktu dengan baik. Pada akhirnya Rudy memanfaatkan platform pembelajaran kejarcita untuk menyelesaikan tugasnya.

5. Melatih Pengendalian Diri

Bagaimana melatih pengendalian diri? Jika Anda sedang marah dan ingin meledak, cobalah hitung satu sampai sepuluh. Jika sudah menghitung tapi masih merasa ingin meledak, hitung lagi hingga 50. Dengan cara tersebut Anda akan lebih tenang dan dapat mengurungkan niat untuk “meledakkan bom”. Cara ini juga dapat meningkatkan rasionalitas kita.

Contohnya, Andini adalah seorang ibu muda yang memiliki anak usia 8 tahun. Anaknya akan menghadapi ujian sekolah, maka ia harus belajar dan Andini mendampinginya. Anaknya berkali-kali bertanya tentang hal yang sama, yakni soal ujian sekolah SD yang belum dipahaminya. Andini mulai emosi, ia ingin meledak. Ia meminta waktu sejenak untuk berdiam diri, lalu menghitung satu sampai sepuluh dalam hati. Setelah hitungan ke sepuluh emosinya lebih reda dan melanjutkan pendampingan belajar.

Itulah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kecerdasan emosional. Untuk melihat beberapa tips lainnya tentang parenting dan pendidikan, Anda dapat mengunjungi website kejarcita.id. Semoga bermanfaat!





Postingan Terkait