Cerita 15: "Dari Takut Menjadi Hormat"
Rian, seorang remaja SMA yang terkenal pemberani di kalangan teman-temannya, merasa penasaran namun juga sedikit takut saat dia mendengar ada pertunjukan Bantengan di desa. Meski sering mendengar cerita tentang betapa menyeramkannya pertunjukan ini, ia memutuskan untuk ikut bersama teman-temannya malam itu. “Ini pasti seru,” pikirnya, meskipun dalam hatinya ada sedikit kecemasan.
Saat mereka tiba di lapangan, suara gamelan mengalun keras, dan lampu sorot menyinari pemain Bantengan yang sudah mengenakan topeng raksasa. Pemain-pemain itu bergerak dengan kecepatan tinggi, dan Rian melihat betapa agresifnya mereka berlari mengitari panggung, bahkan sesekali melompat ke arah penonton. Sejenak, Rian merasakan ketakutan di dadanya, perasaan yang selama ini tak pernah ia rasakan di tengah keramaian.
Teman-temannya mulai tertawa, menikmati pertunjukan, sementara Rian tetap terdiam, merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Tak jauh dari tempatnya berdiri, seorang pemain mendekat dengan topeng banteng besar, gerakannya semakin cepat, dan Rian bisa merasakan angin kencang yang ditimbulkan oleh gerakan itu. Instingnya ingin mundur, tapi ia tetap bertahan, mencoba untuk tidak menunjukkan ketakutannya.
Namun, ketika pemain itu berhenti tepat di depannya dan menatapnya, Rian merasakan kedalaman tatapan yang penuh makna. Pemain itu, dengan segala kelelahan dan semangat yang tercermin dari matanya, memberi salam dengan kepala tertunduk. Rian merasa ada sesuatu yang kuat dalam gerakan itu, seperti rasa hormat dan perjuangan yang tak tampak di luar.
Ketika pertunjukan selesai, Rian menyadari bahwa apa yang ia takutkan selama ini adalah salah. Kesenian Bantengan bukan hanya tentang kekerasan atau ketakutan, tetapi tentang semangat, kerja keras, dan rasa hormat terhadap tradisi. “Mungkin saya terlalu cepat menilai,” pikir Rian sambil menatap panggung yang kini kosong.
Pesan Moral:
Terkadang, ketakutan kita muncul dari hal yang belum kita pahami sepenuhnya. Untuk benar-benar menghargai sesuatu, kita harus melampaui rasa takut dan belajar dari pengalaman langsung.