2025/04/30

Cerita 9: "Antara Dagangan dan Gema Bantengan"

Pak Harjo sudah biasa berdagang saat ada pertunjukan di desa. Ia menjual kerupuk dan es kelapa muda yang banyak dicari penonton. Setiap ada acara, selalu ia dapat tempat yang ramai. 

Hari itu, ia tiba lebih awal, menata dagangannya dengan hati-hati, lalu duduk sambil menunggu pertunjukan dimulai.


Tapi, saat gamelan mulai berbunyi, suasana berubah. Orang-orang mulai duduk rapi, menatap panggung dengan penuh harap. Pak Harjo, yang sudah berusia 45 tahun, ikut terdiam. Ia menatap para pemain banteng yang mulai berlari, menari, dan berguling dengan kecepatan luar biasa. Teriakan penonton menggema, namun ia tetap asyik melayani pembeli, sesekali mengintip pertunjukan.

Tiba-tiba, salah satu pemain banteng mendekat ke arah dagangannya. Pak Harjo merasa cemas, karena beberapa penonton mulai mundur, khawatir ada kekacauan. Tapi dengan sigap, ia tetap menjaga dagangannya dan bahkan memanggil pembeli yang sedang bingung.

Sebelum pemain banteng itu pergi, ia memberi senyuman dan mengangguk kepada Pak Harjo. Ini bukan pertama kali Pak Harjo melihat pemain yang memberi penghormatan tanpa kata. Ia tahu, bahwa meskipun hidupnya keras, ia tetap harus bertahan dan menjaga kehangatan di antara keramaian dan ketegangan.

Setelah pertunjukan selesai, Pak Harjo menutup dagangannya, membawa pulang keuntungan dan sedikit perasaan puas. Ia sadar, seperti halnya pertunjukan Bantengan, hidup kadang penuh dengan tantangan, tapi keteguhan hati akan membawamu pada kemenangan.

Pesan Moral:
Seperti hidup yang penuh tantangan, dalam berjualan atau berprofesi apa pun, keteguhan hati dan keberanian menghadapi segala rintangan akan membawa kita menuju keberhasilan yang sejati.

Postingan Terkait