2025/11/17

Pahlawan Bukan Anti Kebisingan


Dari artikel dosen blankon yang say abaca yaitu tentang “Hari Pahlawan dalam Perspektif Blankonisme” terdapat satu kutipan yang menarik perhatian saya yaitu kalimat “ Blangkon mengajarkan kesunyian di tengah riuh dunia. Di balik lipatan kain yang melingkari kepala, terdapat pesan tentang keteraturan dan kesadaran diri. Sama seperti pahlawan yang tak selalu bersorak di atas panggung kemenangan, tapi bekerja dalam diam, menyusun langkah demi langkah untuk kemerdekaan yang lebih sejati kemerdekaan berpikir, merasa, dan bertindak. Blankonisme mengingatkan bahwa pahlawan sejati tidak butuh sorotan, karena cahaya mereka berasal dari dalam, bukan pantulan luar”. 


Oleh Clarita Cyndi Hapsari, Mahasiswa STIKES Panti Waluya Malang


Dari kutipan kalimat tersebut memberikan suatu pesan bahwa seorang pahlawan sejati tidak selalu hadir dalam bentuk sosok yang lantang,menonjol, atau terlihat memimpin di garis depan. Blankon, dengan lipatanya yang rapi dan sederhana, mengajarkan bahwa ada makna besar dalam kesunyian dan ketertiban batin. Ia seoalah berkata bahwa kepahlawan dapat muncul dari keampuan seseorang untuk tetap focus, tenang, dan sadar akan Langkah yang ia ambil, meskipun dunia di sekelilingnya yang penuh akan hiruk pikuk. Dari sudut pandang blankon, pahlawan Adalah mereka yang bekerja dalam diam, menjaga proses, bukan mereka yang hanya tampil Ketika ada pujian atau haus akan validasi. 


Nilai ini sangat relevan dalam kehidupan berorganisasi, terutama dalam divisi wirausaha dan divisi pengawas. Pada divisi wirausaha, pahlawan bukan hanya orang yang berhasil menjual produk atau meraih target yang tinggi. Justru, kepahlawanan sering terlihat pada anggota yang mengajarkan hal-hal kecil namun penting, Menyusun laporang keuangan, menghitung modal dengan teliti, menyiapkan stok barang, atau Menyusun strategi pemasaran yang matang. 

Kesunyian kerja mereka seperti filosofi blankon tidak mencolok, tetapi membuat organisasi tetap berjalan stabil dan professional. Sementara itu, pada divisi pengawas, kepahlawanan hadir pada kemampuan menjaga kedisiplinan, menilai objektif, dan memberi evaluasi tanpa harus menggurui atau mempermalukan orang lain. Divisi ini seperti penjaga ritme organisasi. Tugas mereka memastikan aturan dijalankan, program berjalan sesuai rencana, dan semua anggota memiliki tanggung jawab yang seimbang. Tanpa ketegasan yang berlebihan, mereka tetap menjaga “Kepala organisasi” tetap tertata atau tertib, seperti blankon yang mengikat dan merapikan. 

Generasi Gen Z sering dianggap cepat, kritis, kreatif, dan adaptif dengan teknologi. Namun, mereka juga perlu mengembangkan sisi kepahlawanan ala blangkon: melakukan hal-hal bermakna tanpa harus selalu terlihat. Jiwa organisasi untuk Gen Z sebaiknya tidak hanya soal eksistensi atau terlihat aktif di media sosial, tetapi tentang komitmen, konsistensi, dan integritas dalam menjalankan tugas. Pahlawan versi mereka adalah anggota yang mampu mengatur emosi, memprioritaskan tanggung jawab, dan tetap bekerja meski tidak diberi sorotan. 

Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari misalnya seorang mahasiswa yang memastikan laporan keuangan acara disusun rapi sebelum tenggat waktu; anggota pengawas yang diam-diam memeriksa administrasi dan memberi masukan serta saran; atau anggota wirausaha yang rela datang lebih awal untuk menyiapkan display produk. Semua tindakan kecil itu, meski tidak tampak heroik, justru menunjukkan makna kepahlawanan sejati: bekerja dalam diam namun berdampak besar. 

Dapat disimpulkan dari kalimat “Blangkon mengajarkan kesunyian di tengah riuh dunia. Di balik lipatan kain yang melingkari kepala, terdapat pesan tentang keteraturan dan kesadaran diri. Sama seperti pahlawan yang tak selalu bersorak di atas panggung kemenangan, tapi bekerja dalam diam, menyusun langkah demi langkah untuk kemerdekaan yang lebih sejati kemerdekaan berpikir, merasa, dan bertindak. 

Blankonisme mengingatkan bahwa pahlawan sejati tidak butuh sorotan, karena cahaya mereka berasal dari dalam, bukan pantulan luar”. Kutipan ini mengajarkan kepada kita bahwa menjadi esensi berorganisasi bukan hanya untuk terlihat aktif, tetapi untuk memberi dampak melalui komitmen dan integritas. Seperti blangkon yang sederhana namun penuh makna, pahlawan sejati adalah mereka yang bekerja dalam diam, namun keberadaannya menentukan arah dan keberlangsungan organisasi.

Postingan Terkait

Cari Blog Ini