2025/03/19

KORELASI PERSONAL APIK DENGAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK

Oleh Fitri Yudhana

Pegiat Literasi

 

Perkembangan Anak

Konsep personal APIK (Adaptif, Partisipatif, Inovatif, Kolaboratif), yang dijelaskan dalam konten YouTube DosenBlankon yang diupload pada tanggal 26 Januari 2025 lalu, tidak hanya relevan bagi orang dewasa dalam menghadapi tantangan kehidupan, tetapi juga memiliki kaitan erat dengan psikologi perkembangan anak.

 

 Konsep ini dapat menjadi fondasi untuk mendukung pertumbuhan kognitif, emosional, dan sosial anak, sehingga membantu mereka tumbuh menjadi pribadi mandiri, kreatif, dan mampu berkolaborasi.

 

Psikologi perkembangan anak mencakup aspek fisik, kognitif, emosional, dan sosial, yang berkembang melalui tahapan usia tertentu, mulai dari masa bayi hingga remaja. Setiap tahap memiliki karakteristik unik, seperti perkembangan motorik pada masa bayi, eksplorasi lingkungan pada balita, pemahaman aturan sosial pada kanak-kanak awal, hingga pembentukan identitas di masa remaja.

 

 Faktor genetika, lingkungan, stimulasi, dan pendidikan turut memengaruhi perkembangan ini, sehingga penting bagi orang tua dan pendidik untuk memahami pendekatan yang sesuai dengan setiap fase.

 

Teori Jean Piaget, psikolog perkembangan kognitif ternama, menekankan bahwa anak membangun pengetahuan melalui interaksi aktif dengan lingkungan.

 

Ia membagi perkembangan kognitif ke dalam empat tahap: sensorimotor (belajar melalui indra), praoperasional (berpikir simbolis namun egosentris), operasional konkret (logika sederhana), dan operasional formal (berpikir abstrak).

 

Konsep kunci seperti skema (pola pikir), asimilasi (menyesuaikan informasi baru ke skema yang ada), dan akomodasi (mengubah skema untuk informasi baru) menjelaskan bagaimana anak memproses pengalaman. Proses ini mendorong keseimbangan kognitif, di mana anak terus menyesuaikan pemahaman mereka tentang dunia.

 

Konsep APIK selaras dengan prinsip Piaget.

 Sifat adaptif tercermin ketika anak mengeksplorasi lingkungan tanpa instruksi langsung, seperti menyusun balok kayu dengan berbagai cara, sehingga belajar menyesuaikan diri dengan situasi baru.

 

Partisipatif sejalan dengan keyakinan Piaget bahwa pembelajaran efektif terjadi melalui keterlibatan aktif, misalnya saat anak menyelesaikan puzzle atau bermain kelompok, yang melatih kontribusi dan pemecahan masalah.

 

 Inovatif berkembang ketika anak diberi kebebasan bereksperimen, seperti menggunakan air atau pasir untuk menemukan solusi kreatif, sesuai prinsip "penemuan diri" Piaget.

 

 Sementara kolaboratif, meski Piaget lebih fokus pada pembelajaran individu, terbentuk melalui interaksi sosial seperti bermain peran atau membangun proyek bersama, yang mengasah kemampuan komunikasi dan kerja tim.

 

Dengan menggabungkan pemahaman psikologi perkembangan anak dan konsep APIK, lingkungan belajar dapat dirancang untuk mendukung pertumbuhan holistik.

 

Orang tua dan pendidik perlu memberikan ruang eksplorasi, mendorong partisipasi aktif, merangsang kreativitas, serta membangun kesempatan kolaborasi.

 

 Pendekatan ini tidak hanya memperkuat kemampuan kognitif, tetapi juga mengasah keterampilan emosional dan sosial, sehingga anak siap menghadapi dinamika kehidupan dan berkontribusi positif di masyarakat.

 

 Integrasi prinsip APIK dalam pendidikan menjadi langkah strategis untuk mewujudkan generasi masa depan yang adaptif, mandiri, dan inovatif.


Postingan Terkait