KORELASI PERSONAL APIK DENGAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK
Oleh Fitri Yudhana
Konsep personal APIK (Adaptif, Partisipatif, Inovatif,
Kolaboratif), yang dijelaskan dalam konten YouTube DosenBlankon yang diupload
pada tanggal 26 Januari 2025 lalu, tidak hanya relevan bagi orang dewasa dalam
menghadapi tantangan kehidupan, tetapi juga memiliki kaitan erat dengan
psikologi perkembangan anak.
Konsep ini dapat
menjadi fondasi untuk mendukung pertumbuhan kognitif, emosional, dan sosial
anak, sehingga membantu mereka tumbuh menjadi pribadi mandiri, kreatif, dan
mampu berkolaborasi.
Psikologi perkembangan anak mencakup aspek fisik, kognitif,
emosional, dan sosial, yang berkembang melalui tahapan usia tertentu, mulai
dari masa bayi hingga remaja. Setiap tahap memiliki karakteristik unik, seperti
perkembangan motorik pada masa bayi, eksplorasi lingkungan pada balita,
pemahaman aturan sosial pada kanak-kanak awal, hingga pembentukan identitas di
masa remaja.
Faktor genetika,
lingkungan, stimulasi, dan pendidikan turut memengaruhi perkembangan ini,
sehingga penting bagi orang tua dan pendidik untuk memahami pendekatan yang
sesuai dengan setiap fase.
Teori Jean Piaget, psikolog perkembangan kognitif ternama,
menekankan bahwa anak membangun pengetahuan melalui interaksi aktif dengan
lingkungan.
Ia membagi perkembangan kognitif ke dalam empat tahap:
sensorimotor (belajar melalui indra), praoperasional (berpikir simbolis namun
egosentris), operasional konkret (logika sederhana), dan operasional formal
(berpikir abstrak).
Konsep kunci seperti skema (pola pikir), asimilasi
(menyesuaikan informasi baru ke skema yang ada), dan akomodasi (mengubah skema
untuk informasi baru) menjelaskan bagaimana anak memproses pengalaman. Proses
ini mendorong keseimbangan kognitif, di mana anak terus menyesuaikan pemahaman
mereka tentang dunia.
Konsep APIK selaras dengan prinsip Piaget.
Sifat adaptif
tercermin ketika anak mengeksplorasi lingkungan tanpa instruksi langsung,
seperti menyusun balok kayu dengan berbagai cara, sehingga belajar menyesuaikan
diri dengan situasi baru.
Partisipatif sejalan dengan keyakinan Piaget bahwa
pembelajaran efektif terjadi melalui keterlibatan aktif, misalnya saat anak
menyelesaikan puzzle atau bermain kelompok, yang melatih kontribusi dan
pemecahan masalah.
Inovatif berkembang
ketika anak diberi kebebasan bereksperimen, seperti menggunakan air atau pasir
untuk menemukan solusi kreatif, sesuai prinsip "penemuan diri"
Piaget.
Sementara
kolaboratif, meski Piaget lebih fokus pada pembelajaran individu, terbentuk
melalui interaksi sosial seperti bermain peran atau membangun proyek bersama,
yang mengasah kemampuan komunikasi dan kerja tim.
Dengan menggabungkan pemahaman psikologi perkembangan anak
dan konsep APIK, lingkungan belajar dapat dirancang untuk mendukung pertumbuhan
holistik.
Orang tua dan pendidik perlu memberikan ruang eksplorasi,
mendorong partisipasi aktif, merangsang kreativitas, serta membangun kesempatan
kolaborasi.
Pendekatan ini tidak
hanya memperkuat kemampuan kognitif, tetapi juga mengasah keterampilan
emosional dan sosial, sehingga anak siap menghadapi dinamika kehidupan dan
berkontribusi positif di masyarakat.
Integrasi prinsip
APIK dalam pendidikan menjadi langkah strategis untuk mewujudkan generasi masa
depan yang adaptif, mandiri, dan inovatif.