MEMETIK DARI DESA: PRAKTIK BERSASTRA DAN INDUSTRI PARIWISATA
Desa sumber kehidupan, sebuah potret yang akhirnya bergulir untuk berpikir kreatif atas potensi dan sumber daya. Yang bisa diperhatikan bukan hanya desa sebagai tempat yang damai tetapi desa juga menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah selesai.
Oleh Gatot Sarmidi
Mengapa dalam menjalankan praktik bersastra perlu pergi ke desa? Beberapa alasan bisa dikemukakan, di antaranya:
desa memiliki kekhasan yang bisa digali baik dari segi masyarakat, alam, dan budaya
desa mempunyai potensi pariwisata dan atas potensi itu industri pariwisata dapat ditambahkan
menulis bersama ke desa menunjang otentisitas hasil karya, bergantung bagaimana seseorang menggali masalah untuk diangkat menjadi tema dan materi cerita atau materi berkarya sastra.
merupakan peluang berkarya bidang industri kreatif, misalnya untuk usaha suvenir, pembuatan film dokumenter, alih wahana tradisi lisan, dan konten kreator pedesaan.
Menjadikan potensi desa sebagai cara untuk meningkatkan pengalaman belajar bersastra. Desa mempunyai kesejarahan, tradisi, dan usaha untuk membangun kesejahteraan, keberlanjutan hidup, dan ketahanan budaya.
Bermain Layang-layang
Tarian langit mendayu rayu
Layang-layang membual berselimut misteri
Melayang tarian angin
Lembut membayangkan medan sihir
Menembus hutan belantara
Cerita tak layu bagai mawar
Aku berlari mengejar jauh hingga batas lembah memerah darah
Carang yang kubawa
Kukejar menerobos pagar berduri getar
Meski hanya cerita
Pekat menuai jenaka
Langit itu merekah bunga
Aku lelah Mbok
Keadil di dapur menyala kayu
Aku lapar, sehari bermain
Layang-layang kebawa
Desa anak Jawa
2025
Puisi ini merupakan gambaran mengelola lingkungan dan kata. Bagi penulis, desa adalah sumber inspirasi yang mengangkat kenangan dan keberanian untuk mewujudkan karya. Tidak hanya menulis puisi ketika ingin berkarya dan menuangkan sastra dan budaya serta industri pariwisata. Semua bersumber dari pesona dan keindahan alam. Bermain layang-layang yang dicintai anak-anak desa. Bahkan, di tahun 70-80-an lagu Layang-layang dinyanyikan Koes Plus menjadi lagu populer yang sangat disukai. Begitu juga lagu Layang-layang dengan khas bahasa Jawa Banyuwangian dan diringi musik patrol ala lagu-lagu Catur Arum.
Dari Banyuwangi ada beberapa lagu pariwisata seperti Gerajagan sebuah lagu yang menceritakan wisata pantai Gerajagan di Banyuwangi. Di Bromo juga ada lagu Bromo Indah, lagu yang biasa dinyanyikan dalam tayub. Termasuk alih wahana legenda Tangkuban Perahu dengan menghadirkan lagu keroncong yang biasa dibawakan oleh Sundari Sukotjo, lagu Sangkuriang.
Dalam cerita atau prosa fiksi ada tokoh Lamdaur tokoh gagah pemberantasan, dan Rengganis wanita bisa menjadi pemimpin daripada rakyatnya. Juga cerita dari Babad Tawangalun. Performansi pertunjukan jaranan buto dikembangkan menjadi digital perform. Sebuah gagasan dikembangkan berawal dari pedesaan memudahkan berkreasi.
Sastra dan produk ekonomi kreatif menampilkan contoh bersumber dari desa, Sri Tanjung sebuah cerita yang bersumber dari tokoh yang memiliki karakter sebagai tokoh cendekiawan yang jujur, mempesona, cinta lingkungan, setia kawan, dan cerdas. Cerita yang menjadi legenda Banyuwangi ini dikenal dan ditranskripsi menjadi cerita anak, lalu menjadi nama kereta api, dan beberapa tempat dari lokasi wisata.
Kalau karya sastra sudah ingin dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi bagimana kalau kuliah di lapangan pedesaan mendapatkan tantangan mengorganisasikan tata kelola hasil karya sastra sehingga penulis mendapat kepastian nasib karyanya dari hulu sampai hilir hingga bagaimana persepsi menjadikan tradisi di desa untuk menjadi karya yang berkualitas.
Dalam menggali cerita pedesaan, dari beberapa catatan sastra Nusantara, orang-orang yang tinggal di Sumatra mempunyai kumpulan cerita rakyat, misalnya cerita rakyat daerah Lubuklinggau, Musirawas dan Muratara. Dari cerita-cerita itu muncul beberapa keinginan melakukan alihwahana menjadi cerita animasi. Karena keterbatasan kompetensi, mungkin dapat membuat alih wahana dengan berkolaborasi orang-orang DKV untuk bisa mewujudkannya. Begitu juga contoh dari Makasaar tentang cerita Datu Museng dan Ma Ipa Datu Museng meragukan kesucian cinta Ma Ipa istrinya. Ma Ipa rela dibunuh oleh suaminya Datu Museng demi kesucian cintanya. Sehingga Datu Museng pun membunuh Ma Ipa. Dari cerita Nusantara dapat digali juga digagas Malih terkait Personifikasi lambang lambang seperti lagu Untring-untring atau Luk Luk Lumbu ke dalam dunia anak seperti lirik-lirik yang telah di gambarkan oleh pujangga lama di era 60-70 an.
Dari Malang dikenal tokoh Ken Dedes. Cerita sejarah mengenal Ken Arok yang dikenal sebagai raja dari kerajaan Singhasari. Begitu juga dalam cerita tersebut tokoh Ken Umang, Pu Gandring, Ken Umang dan Tunggulametung juga tidak asing di telinga. Alih wahana sumber-sumber sejarah lokal dan legenda, Pramodya Ananta Toer menghadirkan sebuah novel di samping tetralogi Bumi Manusia atau Pulau Buru, yakni novelnya Arok Dedes.
Sastra pariwisata bisa menyajikan gambaran lokasi wisata, peristiwa di tempat pariwisata, kekhasan kuliner, atau kegiatan bernuansa promosi pariwisata, festival budaya, dan tradisi ritual budaya. Sastra yang dihubungkan dengan pariwisata disebut sastra wisata. Sastra yang dihasilkan akan menopang daya tarik pariwisata. Begitu juga dalam memperkenalkan budaya dan kebutuhan pariwisata termasuk wisata pedesaan dan potensi desa yang diselaraskan secara pedagogis dengan peningkatan potensi ekonomis.
Seorang penulis akan memperkirakan pembacanya. Di posisi penulis, pembaca diprediksi untuk melakukan pilihan bahasa. Penulisan yang baik perlu dikurasi dan diedit oleh editor yang mempunyai kompetensi. Walaupun kadang harus menepikan daya tawar tulisan.
Penulis, Dr. Gatot Sarmidi, M.Pd Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS Universitas PGRI Kanjuruhan Malang